Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 19 Feb 2020, 03:00 WIB

Tingkatkan Produktivitas SDM

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Peningkatan produktivitas dan keahlian sumber daya manusia (SDM) di berbagai daerah dinilai menjadi faktor utama untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. Sebab, produktivitas dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.

"Kuncinya itu di produktivitas. Yang penting bagaimana meningkatkan kapasitas produksi serta meningkatkan skill labor (keahlian tenaga kerja)," kata Pakar perdagangan internasional dari UI, Fithra Faisal Hastiadi, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (18/2).

Menurut dia, dalam rangka memberdayakan bonus demografi yang akan usai pada sekitar 2030, maka Indonesia setidaknya harus mencapai pertumbuhan rata-rata 6,5 persen per tahun. Bila hal tersebut tidak dicapai, dikhawatirkan RI tidak terlepas dari jebakan negara kelas menengah.

Fithra juga mengingatkan pentingnya agar tenaga kerja yang dihasilkan dapat selaras keinginan dunia usaha. Sebagaimana diwartakan, pendidikan vokasi, yang diajarkan balai latihan kerja (BLK) di berbagai daerah dinilai merupakan solusi tepat dalam menciptakan tenaga kerja siap pakai untuk industri di Tanah Air.

"Pendidikan informal dan vokasi melalui BLK menjadi solusi dalam menciptakan tenaga kerja siap pakai di berbagai industri," kata Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo. Rahmad mengingatkan Presiden Joko Widodo telah berulang kali mencanangkan program pembangunan SDM sehingga pengembangan vokasi melalui BLK selaras dengan visi Kepala Negara.

Politisi PDIP itu berpendapat BLK bisa menjadi lokomotif untuk menciptakan kader bangsa yang bersiap mandiri dalam membangun wirausaha dan juga sebagai pekerja. Dari data, lanjutnya, sekitar 40 persen lulusan BLK diserap dunia industri.

Pelatihan Kerja

Sementara itu, pemerintah menyiapkan sekitar 60 jenis pelatihan bagi peserta program Kartu Pra Kerja untuk mendukung peningkatan keahlian dan keterampilan pencari kerja. Deputi III Kantor Staf Kepresidenan, Denni P Purbasari, dalam seminar publik terkait Kartu Pra Kerja di Jakarta, kemarin, menjelaskan pelatihan itu mulai dari teknologi informasi, bahasa hingga kuliner.

"IT (Teknologi Informasi) paling banyak dibutuhkan di Jakarta," katanya. Selain jenis pelatihan tersebut, juga ada fotografi, terapis perawatan, menjahit, petugas keamanan, keamanan dan keselamatan kerja, ternak ikan konsumsi, hidroponik, kewirausahaan hingga pengemudi truk.

Menurut dia, angka pengangguran di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar tujuh juta orang dan angkatan kerja setiap tahun mencapai 2,8 juta orang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Dia menjelaskan dari tujuh juta pengangguran itu, 52 persen di antaranya berusia 18-24 tahun. Sedangkan angkatan kerja, lanjut dia, dari 2,8 juta orang per tahun itu 88 persen di antaranya berada di wilayah perkotaan. "Sebanyak 65 persen adalah berpendidikan SMA dan sederajat dan 28 persen diploma," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian berupaya mengakselerasi kebijakan strategis untuk mendongkrak produktivitas industri manufaktur, di antaranya adalah yang terkait dengan ketersediaan bahan baku dan pasokan energi.

"Terjaganya kebutuhan bahan baku dan energi bagi sektor industri, tentu membawa dampak positif bagi keberlangsungan produksi mereka," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, beberapa waktu lalu.

uyo/Ant/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Djati Waluyo

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.