Tingkatkan Kualitas SDM, Indonesia Bisa Jadi Pemain Besar di Kawasan dalam Pengembangan Digital
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) RI Nezar Patria (kanan) dalam acara Penyerahan Laporan Penilaian Kesiapan AI di Indonesia, di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Foto: ANTARA/KatrianaJakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain besar di kawasan dalam pengembangan teknologi digital, terutama yang terkait dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
"Kita berpotensi menjadi pemain besar di kawasan ini," kata Nezar dalam acara Penyerahan Laporan Penilaian Kesiapan AI di Indonesia, di Jakarta, Jumat (4/10).
Nezar mengatakan bahwa berdasarkan sebuah survei, Indonesia akan memiliki pertumbuhan ekonomi sekitar 366 miliar dolar AS (sekitar Rp5,69 kuadriliun) yang berbasis pada ekonomi digital.
"Itu berarti bahwa untuk kawasan ini, akan ada pertumbuhan ekonomi digital sekitar 1 triliun dolar AS (sekitar Rp15,5 kuadriliun) di Asia. Jadi, Indonesia akan berkontribusi sekitar 40 persen dari total pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini," katanya.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa pemerintah memerlukan sejumlah regulasi untuk mengatur pengembangan digital di Indonesia.
Terkait dengan regulasi tersebut, Nezar mengatakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada dasarnya telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait teknologi baru yang hadir di masyarakat, misalnya aturan terkait pinjaman atau transaksi daring.
Kemkominfo juga telah memiliki regulasi berita yang disebut sebagai perlindungan data pribadi.
Semua regulasi tersebut, katanya, akan terkait dengan kecerdasan buatan dan semua teknologi yang akan hadir di masyarakat, dan regulasi itu akan diterapkan di berbagai sektor bisnis dan masyarakat.
Ia juga mengatakan bahwa dalam lima tahun mendatang Kemkominfo juga akan menyiapkan beberapa regulasi baru.
"Saya kira kita harus menyiapkan beberapa regulasi. Namun dengan satu prinsip bahwa kita tidak ingin menghentikan, kita tidak ingin menghentikan inovasi, tetapi kita mencoba untuk mengurangi risiko dari meningkatnya teknologi kecerdasan buatan ini," kata dia.
"Jadi, kita ingin memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko," katanya menambahkan.
Sementara itu, terkait laporan penilaian kesiapan AI di Indonesia, Nezar mengatakan bahwa laporan tersebut memberikan wawasan mendalam tentang kesiapan Indonesia di berbagai dimensi dan memberikan peluang baru bagi pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dan ekonomi digital.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan kebijakan yang tepat, AI, menurut dia, dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Nezar berharap laporan tersebut dapat menjadi peta jalan sekaligus ajakan kolaborasi bagi seluruh sektor untuk membentuk ekosistem AI yang beretika dan inklusif.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
Berita Terkini
- Vietnam Amankan Puncak Klasemen Grup B Usai Gasak Myanmar dengan Skor Telak 5-0
- Banyak Sekali, Korban Luka Insiden Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman Lampaui 200 Orang
- Kekalahan yang Menyesakkan Dada, Indonesia Gagal Melaju Ke Semifinal ASEAN Cup 2024
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium