Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produktivitas Tenaga Kerja I Anggaran Tidak Jamin Hak Masyarakat Nikmati Bangku Kuliah

Tingkatkan Kualitas SDM agar Bisa Keluar dari "Middle Income Trap"

Foto : Sumber: BPS - kj/ones
A   A   A   Pengaturan Font

» Tanpa inovasi dan reformasi struktural, Indonesia hanya akan mendapatkan peningkatan produktivitas yang bersifat sementara.

JAKARTA - Peningkatan produktivitas menjadi cara yang ditempuh Indonesia dalam upaya keluar dari perangkap negara pendapatan menengah atau middle income trap. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan peningkatan produktivitas merupakan upaya berkelanjutan yang dimulai sejak era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto hingga era reformasi.

"Kata kuncinya adalah selalu produktivitas. Bagaimana investasi dan faktor produksi dalam negeri dapat menciptakan output yang lebih produktif dan lebih berkualitas," kata Menkeu dalam International Seminar Asean Global Development and the Middle Income Trap and Growth Academy Asean seperti dikutip Antara dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa (24/9). Menkeu menekankan kalau bonus demografi berupa populasi yang besar dan relatif muda, memungkinkan Indonesia memaksimalkan produktivitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.

Kedua aspek tersebut merupakan pilar utama untuk meningkatkan nilai tambah seluruh faktor produksi. Menanggapi hal itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, mengatakan kualitas pendidikan dan kesehatan membutuhkan keberpihakan anggaran dalam bentuk mandatory spending. "Ketika dana pendidikan mau direvisi mandatory spending-nya dari belanja ke pendapatan tentu itu kurang pas," kata Bhima.

Berdasarkan studi Celios, untuk mendukung produktivitas tenaga kerja, perlu lebih banyak anak muda yang mengakses pendidikan tinggi. Namun, anggaran saat ini belum memberikan ruang untuk menjamin hak masyarakat menikmati bangku kuliah.

Padahal anggaran yang dibutuhkan untuk memberi subsidi kuliah gratis kepada 3,38 juta mahasiswa perguruan tinggi negeri hanya sebesar 46 triliun rupiah pada 2025. "Selama alokasi anggaran tidak memadai untuk menunjang akses pendidikan maka produktivitas tenaga kerja dalam jangka panjang akan tetap rendah," tegas Bhima. Secara terpisah, pengamat ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, mengatakan peningkatan produktivitas memang merupakan kunci, tetapi upaya itu harus ditopang oleh inovasi dan reformasi struktural yang lebih komprehensif.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top