Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 20 Agu 2024, 00:08 WIB

Produktivitas Budi Daya Rumput Laut di Pulau Terluar Terus Dipacu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (dua dari kanan) mengunjungi kawasan budi daya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (16/8/2024).

Foto: ANTARA/HO-DJPB KKP

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus meningkatkan produktivitas budi daya rumput laut di pulau terluar, salah satunya di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) KKPTb Haeru Rahayu mengatakan Sabu Raijua dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil rumput laut terbesar di provinsi tersebut.

"Sabu Raijua, kabupaten yang dikelilingi lautan, dianugerahi potensi sumber daya laut yang luar biasa. Salah satunya komoditas rumput laut, dan menjadi produk laut unggulan setelah garam," ujarnya melalui keterangannya di Jakarta, Senin.

Kondisi tersebut ditambah wilayah di NTT memiliki curah hujan yang tidak terlalu tinggi, katanya lagi, menjadi potensi bagi pengembangan budi daya rumput laut di Sabu Raijua.

Luas lahan potensial di Sabu Raijua, menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan mencapai 2,3 ribu hektare dengan luas eksistingnya 311 hektare atau pemanfaatannya sekitar 13,16 persen.

Oleh karena itu, katanya pula,DJPB terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan budi daya di NTT, termasuk Kabupaten Sabu Raijua.

Strategi KKP dalam meningkatkan produksi budi daya rumput laut di Sabu Raijua, salah satunya berupa penyediaan bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar) jenis Eucheuma cottonii untuk peremajaan bibit yang sudah berumur lama agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit.

Tebe menambahkan, DJPB melalui Balai Perikanan Budi Daya Laut (BPBL) Lombok memberikan stimulan berupa bantuan bibit rumput laut kuljar varian cottonii kepada kelompok pembudidaya di Sabu Raijua.

"Dukungan tersebut dalam rangka mempertahankan posisi NTT sebagai salah satu penghasil rumput laut terbesar nasional. Sekaligus mempertahankan posisi Indonesia di urutan pertama sebagai negara produsen terbesar rumput laut jenis cottonii," katanya lagi.

Penyaluran bantuan kebun bibit rumput laut kuljar oleh BPBL Lombok tahun 2024 telah selesai terealisasi 100 persen. Lokasi distribusi bantuan kebun bibit rumput laut kuljar tersebut meliputi Sumbawa, Lombok, dan Bali. Begitu juga dengan bantuan bibit rumput laut kuljar, BPBL Lombok telah mendistribusikan ke Wakatobi dan Sabu Raijua.

Kepala BPBL LombokWawan CAshuri menambahkan keunggulan bibit rumput laut kuljar dibandingkan dengan bibit rumput laut konvensional, di antaranya tumbuh lebih cepat, serta memiliki kandungan karagenan lebih tinggi. Bibit rumput laut kuljar dikembangkan dengan metode embriogenesis somatik.

"Harapannya penggunaan bibit rumput kuljar dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas rumput laut pembudidaya di NTT, agar meningkatkan daya saing produknya, sehingga bisa terserap cepat di pasar," ujarnya.

Menurut dia, bantuan 1 ton bibit rumput laut kultur jaringan, dapat digunakan untuk 5 kali siklus tanam atau bisa dipakai hingga setahun. Satu ton bibit rumput laut bisa menghasilkan sekitar 20 ton rumput laut basah atau 2,5 ton rumput laut kering, apabila dibudidayakan sesuai dengan cara budidaya yang sesuai standar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu RaijuaRachel Billik Tallo menyatakan pembudidaya Sabu Raijua sangat senang mendapatkan bantuan bibit rumput laut kuljar dari BPBL Lombok, karena bisa memperbaiki kualitas bibit rumput laut dan hasilnya bagus sehingga meningkatkan pendapatan mereka.

Saat ini, ujarnya lagi, pembudidaya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua mencapai 4,4 ribu orang dengan pendapatan setiap bulan melebihi upah minimumregional (UMR) wilayah tersebut.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.