Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Tertinggi Ada di Jakarta
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti - Tingkat ketimpangan tertinggi tercatat di Provinsi DKI Jakarta (dengan rasio gini) sebesar 0,431.
Foto: antaraJAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa Jakarta merupakan wilayah dengan ketimpangan pengeluaran penduduk tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode September 2024.
“Tingkat ketimpangan tertinggi tercatat di Provinsi DKI Jakarta (dengan rasio gini) sebesar 0,431,” ujar Amalia Adininggar Widyasanti, di Jakarta, Rabu (15/1). Sementara tingkat ketimpangan terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dengan rasio gini sebesar 0,235.
Dilihat dari perubahan tingkat ketimpangan dibandingkan data Susenas Maret 2024, ia mengatakan bahwa Papua Tengah menjadi daerah dengan penurunan tingkat ketimpangan terbesar, yakni mencapai 0,026 basis poin. Rasio gini wilayah tersebut menurun dari 0,381 pada Maret 2024 menjadi 0,355 pada September 2024.
“Sebaliknya, provinsi yang mengalami kenaikan ketimpangan tertinggi adalah Provinsi Papua dengan peningkatan sebesar 0,043 basis poin,” kata Amalia. Rasio gini di Papua tercatat sebesar 0,362 pada Maret 2024 dan kemudian naik menjadi 0,405 pada September 2024. Sementara secara nasional, BPS mencatat adanya kenaikan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Indonesia pada September 2024, yang tercermin dengan rasio gini sebesar 0,381, meningkat dari sebelumnya sebesar 0,379 pada Maret 2024.
“Pada September 2024, terjadi ketimpangan sebesar 0,381 atau meningkat sebesar 0,002 basis poin dari Maret 2024,” kata Amalia pula. Selain itu, terdapat tujuh provinsi dengan tingkat ketimpangan di atas rata-rata nasional dan 31 provinsi yang memiliki tingkat ketimpangan di bawah rata-rata nasional.
Ketujuh provinsi tersebut adalah Jakarta (dengan gini rasio 0,431), Yogyakarta (0,428), Jawa Barat (0,428), Papua Selatan (0,424), Gorontalo (0,413), Papua (0,405), dan Papua Barat (0,385). Selanjutnya, Amalia mengatakan bahwa ketimpangan di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Ia menyampaikan bahwa ketimpangan di perdesaan pada September 2024 tercatat sebesar 0,308, lebih tinggi 0,002 basis poin dibandingkan pada Maret 2024 yang sebesar 0,306.
“Sementara itu, ketimpangan di perkotaan pada September 2024 sebesar 0,402, lebih tinggi sebesar 0,003 basis poin jika dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 0,399,” ujarnya seperti dikutip Antara. Selain gini rasio, ukuran ketimpangan lain yang digunakan BPS adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia. Berdasarkan ukuran tersebut, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 18,41 persen pada September 2024, meningkat 0,01 persen poin dibandingkan Maret 2024.
Tingkat Kemiskinan
Amalia juga menyatakan bahwa terdapat 20 provinsi yang tingkat kemiskinannya di atas angka kemiskinan nasional yaitu 8,57 persen. Sedangkan, 18 provinsi tingkat kemiskinan sudah di bawah rata- rata nasional.
Tingkat kemiskinan tertinggi tercatat di Papua Pegunungan sebesar 29,66 persen dan terendah di Bali dengan angka 3,80 persen. “Hal ini mencerminkan bahwa masih adanya variasi yang cukup besar dalam tingkat kemiskinan antarwilayah di Indonesia,” katanya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 2 Trump Mulai Tangkapi Ratusan Imigran Ilegal
- 3 Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- 4 Ketua Majelis Rektor: Rencana Kampus Kelola Tambang Jangan Jadi Masalah Baru
- 5 Berpotensi Kembali Terkoreksi Jelang Akhir Pekan