Teten Sebut Pabrik Minyak Makan Merah Dibangun Januari 2023
Menkop UKM Teten Masduki (tengah) dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023 di Jakarta, Senin (26/12/2022).
Foto: ANTARA/Ade Irma JunidaJAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan pembangunan minyak makan merah, yang direncanakan pada awal 2023 di Deli Serdang, Sumatera Utara, masih menunggu harmonisasi payung hukumnya.
Teten mengatakan pihaknya masih menunggu proses harmonisasi Peraturan Menteri Koperasi UKP (Permenkop UKM) terkait pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk koperasi petani sawit.
"(Perkiraan) mungkin butuh waktu sebulan ke depan sehingga Januari 2023 pembangunan bisa dilakukan," katanya dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023 di Jakarta, Senin.
Teten menuturkan segera setelah Permenkop UKM soal pemanfaatan dana BPDPKS itu rampung, dana milik petani sawit di lembaga tersebut sebenarnya bisa langsung digunakan untuk produksi minyak makan merah.
"Karena ini kan memang memanfaatkan dana milik petani sawit yang di-collect(dikumpulkan) dari ekspor sawit yang ada di BPDPKS. Jadi, itu hak petani. Cuma kan sekarang untuk menyalurkannya itu regulasinya belum ada. Kalau Permenkop UKM sudah selesai harmonisasinya, ini bisa diselesaikan," ungkapnya.
Teten berharap payung hukum mengenai dana tersebut bisa segera selesai sehingga pembangunan pabrik minyak makan merah juga bisa segera dimulai.
Proyek percontohanpembangunan pabrik minyak makan merah ini dilakukan melalui kerja sama dengan PTPN III yakni Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Teten menegaskan ada dua gagasan besar terkait pembangunan pabrik minyak makan merah. Pertama, memberikan akses kepada koperasi petani sawit agar bisa produksi hasil kebun sawit sendiri dan melakukan hilirisasi.
"Sehingga yang selama ini mereka tergantung industri besar untuk menjual hasil panennya, kini mereka punya kesempatan untuk memproduksi sendiri sawitnya sehingga dengan begitu para petani sawit bisa mendapatkan nilai tambah dari hasil kebun sawitnya," katanya.
Di sisi lain, upaya tersebut juga menjadi alternatif solusi bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan minyak goreng yang lebih terpercaya.
"Kita ingin koperasi tidak main di ekonomi marjinal, tapi kita ingin koperasi masuk semua sektor, termasuk sektor strategis seperti sawit. Kita pemain dunia, kita produksi 50 juta ton sawit, kita menjadi produsen terbesar. Sekarang, petani sawit jadi bagian arus utama, ini langkah besar yang kita harus dukung," kata Teten Masduki.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 3 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 4 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 5 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
Berita Terkini
- Lumba-lumba Terdampar di Pantai Air Punggur
- Bendungan Jatigede Bisa Berkontribusi Pada Ekonomi dan Lingkungan
- Jakarta Selatan Keruk Kali Krukut untuk Cegah Banjir
- Kementan-Baznas Tngkatkan Produktivitas Petani Kecil, Berikut Ini Kolaborasinya
- Gulkarmat Latih Siswa Kepulauan Seribu tentang Penyelamatan di Air