Terusan Korintus, Kanal Sempit Penghubung Ionia dengan Aegea
Foto: AFP/ VALERIE GACHEOrang-orang Yunani kuno pada era kekuasaan Periander (602 SM) telah memiliki ide untuk membangun Terusan Korintus. Karena kepercayaan tahayul, mitologi, dan pembunuhan penguasa, kanal itu tidak sempat dibuat hingga tahun 1800-an.
Ada sejumlah terusan buatan manusia di seluruh dunia. Terusan dimaksud seperti Terusan Panama, Terusan Suez, Terusan Laut Putih-Laut Baltik, dan Terusan Volga-Don, dan lainnya. Terusan ini dibangun untuk mempersingkat rute kapal. Seperti Terusan Korintus di Yunani yang dibangun pada 1881 hingga 1893 yang menjadi salah satu terusan tertua di dunia.
Jalur ini kemudian menjadi rute navigasi yang sangat penting di Yunani. Terusan ini yang menghubungkan Teluk Korintus di sebelah utara dengan Teluk Saronic di sebelah selatan.
Jalur laut tersebut membelah atau memisahkan Semenanjung Peloponnese di daratan utama Yunani.
Terusan Korintus memotong tanah genting Korintus di Yunani, menghubungkan Laut Ionia dengan Laut Aegea. Terusan ini dapat menghemat sekitar 300 mil perjalanan kapal di sekitar tanjung, memungkinkan mereka mencapai pelabuhan di timur lebih cepat dan lebih aman.
Saat ini, terusan ini adalah destinasi populer dan tempat ke-2 yang paling banyak dikunjungi di Yunani. Mencakup jarak 6,3 kilometer, Terusan Korintus memiliki kedalaman 26 kaki, dan lebarnya bervariasi antara minimal 69 kaki dan maksimum 82 kaki di bagian bawah dan permukaan. Terusan ini dikelilingi oleh dinding dengan ketinggian 170 kaki.
Selain mempersingkat pelayaran, pembangunan terusan ini membantu pelaut menghindari bahaya berlayar di sekitar tanjung selatan Peloponnese di antara Teluk Korintus dan Teluk Saronic.
Sayangnya kanal tersebut sekarang mengalami penurunan fungsi karena lebarnya tidak mampu untuk menampung kapal besar modern, dan hanya dilalui kapal kargo kecil dan kapal pesiar yang melayarinya untuk keperluan wisata. Untuk mempertahankan warisannya, otoritas lokal berencana memperlebar ukuran sehingga memungkinkan dilewati kapal kargo laut modern.
Ide pembangunan terusan bukan hanya datang mendekati saat pembangunan dimulai. Ide pembangunannya telah ada sejak ribuan tahun. Saran untuk memotong tanah genting Korintus dimulai pada zaman klasik. Kota Korintus dan Isthmia terletak dekat ujung barat dan timur. Keduanya dihubungkan oleh jalan raya melintasi terusan dan menghubungkan Athena ke Peloponnese.
Ide tersebut menurut sejarawan muncul pada masa kekuasaan Periander (602 SM). Ia merupakan tiran kedua di Korintus pada abad ke-7 SM. Pemerintahan Periander menghasilkan masa yang makmur dalam sejarah Korintus. Karena keterampilan administratifnya menjadikan Korintus salah satu negara kota terkaya di Yunani, meski sering disebut penguasa yang kejam.
Periander yang otokratis adalah penguasa pertama yang memvisualisasikan terusan untuk menjembatani jarak navigasi yang dihadapi oleh kapal. Namun, ia meninggalkan proyek tersebut karena kurangnya kelangsungan hidup dan karena dia khawatir akan menimbulkan murka para dewa.
Ketika rencananya terbukti sulit, dia memiliki platform batu kapur dengan jalan pengangkutan darat yang lebih sederhana dan lebih murah yang dikenal sebagai Diolkos, yang dibangun di mana kapal akan diangkat sampai mereka dapat melewati dari satu teluk ke teluk lainnya.
Dengan jalur lalu lintas batu ini, kapal-kapal digulingkan ke Olkos, alat beroda, yang memudahkan bongkar muat kapal. Untuk kapal yang dimensi besar membuatnya tidak praktis untuk dimuat ke Olkos melalui Diolkos atau jalan beraspal.
Muatannya biasanya dipindahkan di satu pantai dan kemudian dimuat kembali ke kapal yang menunggu di pantai lain. Prosedurnya ini cukup rumit, meski satu-satunya yang layak saat itu. Bahkan setelah puluhan tahun, sisa-sisa Diolkos dapat ditemukan di sebelah terusan Korintus modern.
Penundaan
Setelah kekuasaan Periander selesai, Demetrios Poliorkitis, Julius Caesar, Caligula dan Hadrian adalah penguasa Yunani lainnya yang mencoba menguraikan gagasan membangun terusan antara Teluk Korintus dan Teluk Saronic.
Dimitrios Poliorkiti, yang merupakan Raja Makedonia, memulai penggalian sebagai bagian dari proyek pada 307 SM. Namun ia membatalkan rencana tersebut setelah diberitahu oleh para insinyurnya bahwa terusan yang menghubungkan Laut Aegea dan Laut Adriatik akan membanjiri Laut Aegea, karena Dewa Poseidon menentang pembangunannya.
Diktator Romawi Julius Caesar telah memulai rencananya meskipun ada ramalan kelam dari filsuf Apollonius dari Tyana. Sayangnya ia dibunuh oleh konspirasi sekelompok senator Romawi, dipimpin oleh Gaius Cassius Longinus dan Marcus Junius Brutus, sebelum memulai pembangunan.
Caligula, penerus Caesar, Kaisar Romawi ketiga, melanjutkan rencana untuk membangun kanal. Namun, dia diperingatkan oleh para ahli Mesir yang secara keliru menyatakan Teluk Korintus lebih tinggi daripada Teluk Saronic. Nasibnya sama seperti Caesar, ia juga dibunuh sebelum memulai pembangunan.
Ketika Kaisar Nero berkuasa pada (67 M), ia menjadi orang pertama secara keseluruhan yang menggali tanah, menandakan dimulainya pembangunan terusan. Namun, kurangnya infrastruktur keuangan dan kematiannya karena dibunuh, membuat pembangunan terusan dihentikan secara tiba-tiba.
Ide pembangunan terusan baru dieksekusi pada akhir abad ke-19, diresmikan pada 25 Juli 1893. Pembangunan Terusan Korintus mengalami banyak kerumitan. Hal ini terkait dengan kepercayaan pada takhayul dan ortodoksi, ditambah dengan kurangnya fasilitas infrastruktur, kondisi geologis yang sulit, belum lagi perang yang berkecamuk menyebabkan terjadinya penundaan. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 2 Trump Mulai Tangkapi Ratusan Imigran Ilegal
- 3 Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- 4 Ketua Majelis Rektor: Rencana Kampus Kelola Tambang Jangan Jadi Masalah Baru
- 5 Berpotensi Kembali Terkoreksi Jelang Akhir Pekan
Berita Terkini
- Junta Serang Benteng Pertahanan Pemberontak di Mandalay
- Relawan Petugas Pembebasan Bersyarat Jepang yang Berjasa Turunkan Angka Kejahatan
- Tutup Kebijakan Impor Pangan dengan Kenakan Tarif Tinggi
- Iming-iming yang Sangat Menarik, Trump Tawarkan Pajak Lebih Rendah ke Investor yang Masuk ke AS
- UNICEF Sebut 242 Juta Murid Sekolah Terdampak Guncangan Iklim pada 2024