Jum'at, 17 Jan 2025, 15:43 WIB

Ternyata, Pertimbangan Ini Jadi Dasar Bapanas Larangan Impor 4 Komoditas Pangan 

Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak tengah memanen padi gogo dengan masa waktu panen selama enam bulan untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga.

Foto: ANTARA/Mansur

JAKARTA - Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Indra Wijayanto menyatakan keputusan pemerintah dalam melarang impor empat komoditas pangan dengan mempertimbangkan produksi tahun ini yang diproyeksikan meningkat.

Empat bahan pangan tersebut, yaitu beras konsumsi, garam konsumsi, gula konsumsi, serta jagung untuk pakan ternak.

“Kebijakan tidak impor diputuskan dalam Rakortas (Rapat Koordinasi Terbatas) tingkat menteri dipimpin oleh Menko (Menteri Koordinator) Pangan (Zulkifli Hasan) dengan melihat proyeksi produksi pada 2025 meningkat dan stok akhir (2024) cukup untuk memenuhi kebutuhan sebelum musim panen,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (17/1).

Dia mengatakan stok beras akhir 2024 dalam proyeksi neraca pangan tercatat sebesar 8,1 juta ton. Angka tersebut termasuk Cadangan Beras Pemerintah yang ada di gudang Bulog sekitar 2 juta ton.

Sedangkan untuk produksi tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi produksi gabah setara beras pada kuartal I-2025 mencapai sekitar 9 juta ton. Puncak panen raya diperkirakan terjadi pada Maret mendatang, bertepatan dengan bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.

“Untuk jagung, stok akhir tahun 2024 sekitar 4,1 juta ton dan stok gula 1,4 juta ton di gudang pabrik gula,” ujar Indra Wijayanto.

Sementara stok garam rakyat menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terdapat sisa stok 836 ribu ton dari tahun lalu dan rencana produksi dalam negeri sebanyak 2,25 juta ton pada 2025. Dengan demikian, jumlah tersebut sudah memenuhi 63 persen dari total kebutuhan dalam negeri.

Sebelumnya, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, di Jakarta, Kamis (16/1), bahwa pemerintah telah memberlakukan larangan impor bagi empat komoditas pangan, yakni beras, jagung, gula, dan garam.

Ia berharap kebijakan larangan impor tersebut dapat mewujudkan cita-cita Indonesia untuk melakukan swasembada pangan, karena Indonesia sangat potensial untuk melakukan hal tersebut.

Pemerintah pun berkomitmen untuk terus berupaya memperkuat kapasitas para petani dengan memberikan penyuluhan, dukungan finansial, revisi regulasi, pemberian bibit unggul, hingga penguatan rantai pasok.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa luas panen padi tahun 2024 diperkirakan sekitar 10,05 juta hektare dan produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan 30,34 juta ton.

Sementara luas panen komoditas jagung diperkirakan sebesar 2,58 juta hektare, meningkat 4,34 persen dibandingkan luas panen pada 2023 yang sebesar 2,48 juta hektare, dengan produksi jagung pipilan kering berkadar air 14 persen diperkirakan sebesar 15,21 juta ton.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: