Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 18 Jan 2025, 00:00 WIB

Optimalkan Modernisasi Sektor Perikanan

Pembangunan Ekonomi - Produktivitas Nelayan Indonesia Jauh di Bawah Sejumlah Negara Lain

Foto: antara

JAKARTA - Penerapan perikanan modern berperan penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir di daerah itu. Karenanya, penggunaan teknologi perlu dioptimalkan dalam pengembangan sektor perikanan, baik budi daya maupun tangkap.

“Perikanan modern menghadirkan teknologi canggih, armada penangkapan besar dengan alat tangkap yang efektif,” kata Guru Besar bidang Perikanan dan Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku Prof Yoise Lopulalan di Ambon, Jumat (17/1).

Menurut dia,dengan beragam terobosan dan pembaruan yang dihadirkan, konsep perikanan modern ini dapat memungkinkan nelayan di wilayah kepulauan seperti Maluku untuk memiliki waktu operasi panjang di daerah penangkapan yang jauh, serta produksi dan produktivitas yang tinggi dengan orientasi pasar yang luas.

Pasalnya, banyak wilayah pesisir yang masyarakatnya menggunakan sistem tradisional dalam melakukan penangkapan ikan di lautan. Alhasil, saat tangkapan dibawa ke daratan, kualitas ikan atau tangkapan tersebut sudah tak segar lagi.

Berkaitan dengan hal itu, kata Lopulalan, posisi sosial nelayan sangat menarik untuk dicermati karena di kebanyakan masyarakat, nelayan memiliki status yang sangat rendah sehingga sulit mengakses teknologi perikanan modern.

“Sebagai contoh, di India, kebanyakan nelayan berasal dari kasta rendah. Di Jepang, saat ini nelayan juga mengalami degradasi status, sehingga Jepang menghadapi masalah regenerasi nelayan karena sedikitnya kalangan muda yang bersedia menjadi nelayan, meskipun dijanjikan berbagai fasilitas subsidi dari pemerintah,” jelasnya.

Dia melanjutkan rendahnya posisi nelayan juga diakibatkan oleh keterasingan mereka. Keterasingan ini menyebabkan masyarakat bukan nelayan tidak mengetahui lebih jauh tentang dunia nelayan.

Keterasingan tersebut terjadi karena sedikitnya waktu dan kesempatan nelayan untuk berinteraksi dengan masyarakat lainnya. “Hal ini disebabkan oleh banyaknya alokasi waktu nelayan untuk kegiatan penangkapan ikan dibandingkan untuk bersosialisasi dengan masyarakat non nelayan yang secara geografis relatif jauh dari pantai,” tuturnya.

Dia menambahkan jika melihat kondisi nelayan di Indonesia sendiri saat ini berada pada fase sangat memprihatinkan. Mereka masih terjerat oleh kemiskinan, baik kemiskinan kultural maupun struktural. Mereka juga terbelenggu oleh kemiskinan ekonomi, informasi, permodalan, pendidikan, kesehatan, bahkan politik.

Untuk mengetahui tingkat pendapatan nelayan, bisa dilakukan dengan melihat proporsi produksi ikan dengan jumlah nelayan per hari. Indonesia memiliki potensi lestari sebesar 6,26 juta ton per tahun, namun produksi nelayan Indonesia per harinya hanya mencapai 5,5 kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain seperti Rusia (140 kilogram/nelayan/hari), Jepang (70 kilogram/nelayan/hari), dan Amerika (100 kilogram/nelayan/hari).

Perkuat Pembiayaan

Pada kesempatan lain,Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkomitmen memperkuat pembiayaan untuk sektor UMKM pertanian dan perikanan guna mendukung ketahanan pangan nasional.

"Tentu peran UMKM di sektor pertanian dan perikanan sangat penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional," kata Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/1).

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.