Minggu, 19 Jan 2025, 20:53 WIB

Ternyata Ini Penyebabnya Kenapa Kematian Ikan di Danau Maninjau Terus Bertambah

Bangkai ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Hingga Minggu (19/1) sudah 75 ton ikan mati di danau itu akibat angin kencang sejak satu pekan tetakhir.

Foto: ANTARA/ HO-Penyuluh Agam

Lubuk Basung - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kematian ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau bertambah menjadi 50 ton, sehingga total menjadi 75 ton akibat angin kencang melanda daerah itu sejak Minggu (12/1).

"Ini berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan lapangan dari petani keramba jaring apung di danau vulkanik, Minggu (19/1)," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira didampingi Penyuluh Perikanan Lapangan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Asrul Deni Putra di Lubuk Basung, Minggu

Ia mengatakan 50 ton ikan itu tersebar di Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Sabtu (18/1).

Sebanyak 50 ton ikan dengan jenis nila dengan berbagai ukuran itu milik beberapa petani keramba jaring ikan dari puluhan petak keramba jaring apung.

"Ini data terakhir dan kita terus melakukan pendataan di lapangan," katanya.

Ia menambahkan sebelumnya ada sekitar 25 ton ikan mati di Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang milik 12 petani, Senin (13/1).

Ikan ini mati akibat angin kencang melanda daerah itu pada Minggu (12/1) sore, sehingga terjadi pembalikan air dari dasar ke permukaan danau.

Dengan kondisi itu, oksigen berkurang di dasar danau vulkanik tersebut dan ikan mengalami pusing.

Pada Senin (13/1), tambahnya ikan mati dan mengapung ke permukaan danau.

"Bangkai ikan mengapung ke permukaan dan beberapa hari kematian ikan di Bayur, kematian ikan melanda Nagari Tanjung Sani," katanya.

Ia mengajak petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau, sehingga mengakibatkan pencemaran air danau.

Namun diminta untuk mengumpulkan dan menguburkan, sehingga air danau tidak tercemar.

"Saya mengajak petani untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," katanya.

Ia mengakui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam telah membuat surat dengan Nomor 500.5.3.3/435/DKPP/2024 perihal prediksi cuaca ekstrem dan upaya pencegahan kematian Ikan di Danau Maninjau.

Surat tersebut dibuat pada 21 November 2024 dan diserahkan ke wali nagari atau kepala desa dan Camat Tanjun Raya agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan kematian ikan dengan kondisi cuaca ekstrem.

"Kita sudah mengantisipasi dan memberikan surat ke wali nagari dan camat," katanya.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: