Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terancam Berakhir, Proyek Raksasa Kereta Api Tiongkok-Eropa Terhambat Perang Berkepanjangan di Ukraina

Foto : VOA/Reuters

Kereta barang yang berasal dari kota Duisburg Jerman dan menempuh rute Kereta Api Chongqing-Xinjiang-Eropa tiba di Dazhou, Tiongkok, 18 Juni 2017.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perang di Ukraina telah membahayakan konektivitas kereta api Tiongkok ke Eropa karena sebagian besar rutenya melewati Rusia. Keadaan itu juga menimbulkan pertanyaan serius tentang nasib proyek Tiongkok, Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) untuk membangun infrastruktur di puluhan negara.

Bahkan jika perang akan segera berakhir, baik Tiongkok maupun Ukraina tidak akan tertarik untuk melanjutkan proyek BRI di Ukraina, kata para analis, seperti dilaporkan VOA, Jumat (15/4).

"Proyek BRI di Ukraina pada dasarnya tidak direncanakan. Bahkan Tiongkok mungkin tidak tertarik untuk melanjutkan investasi di negara dengan ekonomi yang rusak parah," kata Jacob Mardell, peneliti infrastruktur global dan kebijakan luar negeri Tiongkok di Mercator Institute of Chinese Studies, kepada VOA.

BRI adalah program infrastruktur terbesar di dunia, dengan proyek di beberapa negara Eropa, Asia dan Afrika. Tiongkok diperkirakan telah menginvestasikan $59,5 miliar dalam proyek-proyek BRI tahun lalu saja, dan lebih dari $800 miliar sejak program itu diluncurkan pada 2013.

Hanya seminggu sebelum perang di Ukraina dimulai pada 24 Februari, Prancis sepakat dengan Tiongkok untuk bersama-sama membangun infrastruktur senilai $1,7 miliar di Afrika, Asia Tenggara, dan Eropa Timur. Rencana itu mungkin terancam karena kemarahan negara-negara Barat terhadap Rusia bisa jadi akan meluas ke Tiongkok, yang oleh sebagian kalangan dipandang diam-diam mendukung Moskow.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top