Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Teologi Kasih dalam Menjaga Kerukunan

A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 9786024180355

"Apakah kita semua benar-benar tulus menyembah pada-Nya. Atau mungkin kita hanya takut neraka dan inginkan surga. Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau bersujud kepada-Nya. Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau menyebut nama-Nya. Bisakah kita semua benar-benar sujud sepenuh hati karena sungguh Dia memang pantas disembah, memang pantas dipuja."

Demikian kira-kira bait-bait lagu Dewa 19 yang diilhami syair-syair seorang sufi perempuan, Rabiah Adawiyah. Syair-syair Rabiah memang selalu menggambarkan kehambaan dan ketulusan cinta yang amat mendalam kepada Tuhan. Ia tidak ingin ada satu pun yang menjadikan kehambaan dan ketulusan cintanya, terbelokkan oleh tujuan lain, termasuk surga dan neraka. Saking jengkelnya jika adanya surga dan neraka itu menjadikan tujuan penghambaan manusia berbelok, Rabiah pun bermaksud "membakar surga dan menyiram api neraka."

Mereka hanya menghamba kepada agama untuk mendapatsurga, tetapi lupa pada kenyataan bahwa agama dilahirkan untuk menciptakan kerukunan. Coba perhatikan, berapa banyak konflik karena semangat beragama yang menggebu-gebu secara buta. Banyak sekali nyawa melayang. Darah tertumpah hanya karena ingin dikatakan "membela" Tuhan. Tapi, juga kita temukan banyak sekali orang berhasil dirukunkan juga karena agama.

Konflik dan integrasi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan. Keduanya dalam masyarakat sesungguhnya berada dalam hubungan dialektis, bukan bertentangan. Keduanya sama-sama dibutuhkan sebagai realitas sosial dan terkait pencarian manusia akan pemenuhan hidupnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top