Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tentara AS Tidak Sengaja Bocorkan Rahasia Persenjataan Nuklir Lewat Aplikasi Studi

Foto : DW/picture alliance/AP Photo/C Riedel
A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Pasukan di pangkalan Amerika Serikat (AS) tempat penyimpanan persenjataan senjata nuklir di Eropa selama ini menggunakan aplikasi flashcard online untuk mengingat protokol keamanan yang panjang dan kompleks.

"Namun ternyata, aplikasi ini juga dapat diakses publik," demikian ungkap situs jurnalisme investigasi asal Inggris, Bellingcats, pada Jumat (28/05).

Laporan tersebut mengatakan bahwa personil militer menggunakan ke situs-situs seperti Quizlet, Chegg Prep dan Cram untuk menghafal kode, jargon, dan bahkan status kubah nuklir.

Pemerintah Eropa umumnya menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal lokasi spesifik senjata nuklir AS yang disimpan di dalam wilayah mereka: Namun dokumen, foto, dan komentar yang bocor dari para pensiunan pejabat sering mengonfirmasi keberadaan senjata tersebut.

Akan tetapi kebocoran kali ini tidak datang dari pensiunan petinggi pemerintahan. Kebocoran dari aplikasi ini bahkan lebih jauh hingga bisa mengidentifikasi jumlah dan lokasi pasti senjata yang ada di dalam pangkalan, termasuk apakah brankas tempat senjata itu disimpan dalam status "panas" yang berarti senjata aktif, atau "dingin".

Bagaimana Bellingcat menyingkap kebocoran informasi rahasia ini? Penulis bagian investigasi di Bellingcat, Foeke Postma, menjelaskan bahwa para peneliti dapat menemukan kartu flash milik tentara aktif dengan mencari istilah tertentu yang diketahui terkait dengan pangkalan nuklir.

Hasilnya adalah ditemukannya beberapa set kartu flash yang mengungkapkan informasi tentang beberapa pangkalan nuklir di seluruh Eropa, termasuk di Jerman, Belanda, dan Turki.

Satu set yang terdiri dari 70 kartu dengan judul "Study!" mengungkapkan jumlah senjata nuklir aktif dan tidak aktif di Pangkalan Udara Volkel di Belanda, yang dianggap rahasia oleh pemerintah Belanda.

Set kartu lainnya mengungkapkan bagaimana tentara seharusnya bereaksi terhadap berbagai tingkat alarm dari tempat yang memiliki kamera keamanan. Selain itu, ada juga sejumlah kata sandi tertentu yang diberikan tentara melalui telepon untuk menunjukkan bahwa mereka, misalnya, disandera oleh penyerang.

Reaksi atas Kebocoran

Bellingcat menemukan kartu flash ini sejak 2013 dan yang terbaru pada April 2021. Situs tersebut telah menghubungi NATO dan pihak militer AS untuk memberikan komentar sebelum menerbitkan cerita mereka, setelahnya kartu-kartu yang mereka temukan telah dihapus.

Sementara Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, Jeffrey Lewis, berbicara kepada Bellingcat tentang kebocoran tersebut, menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok" dalam praktik keamanan.

Dia menambahkan bahwa kerahasiaan senjata nuklir di Eropa bukan tentang melindungi senjata, melainkan melindungi para pemimpin politik dan militer dari keharusan menjawab pertanyaan sulit tentang apakah pengaturan pembagian nuklir NATO masih masuk akal saat ini. Ini menjadi sebuah peringatan lagi bahwa senjata-senjata ini tidak aman. DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top