Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tensi Panas! Tiongkok Murka Lempar Ultimatum ke AS Nyatakan Militernya Tak Bakal Diam Gegara Hal Ini 

Foto : Istimewa

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian

A   A   A   Pengaturan Font

Tiongkok kembali menekankan penolakannya terhadap kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Bahkan, Tiongkok mewanti-wanti bahwa militernya tak akan tinggal diam jika Pelosi tetap berkunjung ke Taiwan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengatakan bahwa akan "menjadi gangguan kasar dalam urusan dalam negeri Tiongkok" jika Pelosi mengunjungi Taiwan. Ia memperingatkan bahwa hal itu akan memicu "perkembangan dan konsekuensi yang sangat serius".

"Kami ingin mengatakan kepada Amerika Serikat sekali lagi bahwa Tiongkok tengah bersiap," kata Zhao dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Selasa (2/8).

"Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok tak akan duduk diam, dan Tiongkok akan mengambil tindakan tegas dan tindakan balasan yang kuat untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," tambahnya.

Pernyataan Zhao sebagai bentuk respons Pelosi yang melakukan tur ke sejumlah negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang. Meski tak menyebut Taiwan dalam rencana turnya, namun sejumlah sumber mengatakan wacana Pelosi ke Taiwan masih tentatif.

Seperti diketahui, Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya. Tiongkok memandang kunjungan pejabat AS ke Taiwan sebagai sinyal dukungan bagi kelompok pro kemerdekaan di pulau itu.

Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan tetapi terikat oleh undang-undang AS yang membantu pulau itu untuk mempertahankan diri.

Kunjungan Pelosi, pejabat ketiga dalam jalur suksesi presiden AS dan pengkritik Tiongkok sejak lama dilakukan di tengah hubungan Washington-Beijing yang memburuk. Ketua DPR AS terakhir yang mengunjungi Taiwan adalah Newt Gingrich dari Partai Republik pada 1997.

Dalam pembicaraan telepon Kamis lalu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden bahwa Washington harus mematuhi prinsip Satu Tiongkok dan "mereka yang bermain api akan terbakar".

Biden menegaskan kepada Xi bahwa kebijakan AS atas Taiwan tidak berubah. Dia juga mengatakan bahwa Washington sangat menentang upaya unilateral yang ingin mengubah status quo atau mengganggu perdamaian dan stabilitas di Teluk Taiwan.

Pemimpin Taiwan Su Tseng-chang pada Senin tidak secara langsung merespons saat ditanya apakah Pelosi akan datang berkunjung pada Kamis seperti dilaporkan media setempat. Dia hanya mengatakan bahwa pihaknya selalu menyambut hangat tamu asing yang datang ke Taiwan.

Pada Senin Pelosi dan rombongan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Mereka membahas berbagai isu, termasuk hubungan lintas selat, perang Ukraina dan perubahan iklim, kata Kementerian Luar Negeri Singapura.

"PM Lee menekankan pentingnya hubungan AS-China yang stabil demi perdamaian dan keamanan kawasan," kata Kemlu Singapura.

Beijing tak pernah menyangkal akan menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan kembali ke pangkuan Tiongkok. Taipei menolak klaim kedaulatan Tiongkok dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Kunjungan Pelosi ke Asia dilakukan pada waktu yang sensitif secara politis bagi pemimpin China dan AS. Xi diperkirakan akan mengamankan masa jabatannya yang ketiga tahun ini dalam kongres lima tahunan Partai Komunis yang berkuasa.

Sementara di AS, Partai Demokrat Biden menghadapi pertentangan sengit untuk mempertahankan kendali di DPR dalam pemilihan tengah periode pada November. Biden pada Rabu lalu mengatakan dia berpikir militer AS meyakini bahwa kunjungan Pelosi ke Taiwan "bukanlah gagasan bagus saat ini".


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top