Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tempe Indonesia Semakin Populer di Amerika

Foto : VoA
A   A   A   Pengaturan Font

Kini, banyak orang di Greensburg yang sebelumnya asing dengan tempe dan selama hidup terbiasa dengan steak akhirnya bersedia mencoba hidangan tempe yang ditawarkan dalam berbagai sajian. Maya mengatakan, "sebagian warga bahkan bahkan jatuh cinta dengan sumber protein nabati luar biasa yang penuh nutrisi itu."

Maya mengatakan sangat beruntung karena tinggal di daerah pertanian kedelai di Indiana. Dia bisa mendapatkan kedelai organik berkualitas tinggi dari ladang keluarga di belakang rumahnya sendiri. Dengan kemudahan mendapatkan bahan itulah, dibarengi dengan penerimaan warga sekitar, Maya mulai menekuni pembuatan tempe. Toko-toko Asia di Indiana juga tertarik untuk membeli dan menjual tempe produksi Maya yang diberi label Mayasari Tempeh.

"Kami mulai buka restoran pada 2012. Nah, dari situ juga sudah mulai ada di tempe, cuma orang-orang masih pada takut di daerah karena kan daerah sini itu jauh dari mana-mana. Orang sini kebanyakan makannya steak dan potatoes (kentang), tapi tahu-tahu ada restoran Indonesia, ada tempenya. Tapi mulai 7 tahun yang lalu, orang-orang sudah mulai kenal tempe, dan makin populer itu setelah 5 tahun belakangan saja. Tadinya kami cuma bikin untuk di restoran saja, tapi lama-lama kok jadi makin banyak peminat. Akhirnya suami saya mutusin buka ruagan untuk tempe, tapi tidak cukup juga. Akhirnya kami buka pabrik," tutur dia.

Senada dengan pendapat Octavianus dan Aristiya, Maya juga melihat pasar tempe yang prospektif. Dia mengaku permintaan Tempe Mayasari terus meningkat.

"Sekarang satu minggu kini dibutuhkan antara 20 sampai 30 bushel (gantang) untuk menghasilkan sekitar 700 sampai 1200 unit tempe dengan berat sekitar 350 gram per unit," ujar Maya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top