Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 26 Jun 2021, 06:58 WIB

Teknologi Permudah Kebutuhan Klinis Terapi Penyakit Kanker 

Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk, dalam acara peluncuran Istry, di Jakarta, Jumat (25/6).

Foto: koran jakarta/ Muhamad Marup

JAKARTA - Perkembangan terapi sistemik dalam penanganan kanker mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Babyak sumber informasi yang membantu dokter spesialis kanker untuk mengingat proses-proses baru penanganan kanker.

Demikian disampaikanKetua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia,dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk,dalam acara peluncuran Istry, di Jakarta, Jumat (25/6).

"Berbagai obat baru baik kemoterapi maupun terapi target terus bermunculan.Perkembangan informasi yang masif ini tidak semuanya dapat terekam dalam memori para dokter," ujarnya.

Walta menjelaskan, pihaknya merespons kondisi tersebut dengan melahirkanIdonesian Sistemic Therapy (ISTRY).Istry adalah aplikasi mobile berbayar, berbasis android yang menyediakan platform interaktif bagi tenaga medis. Mereka bisa memperoleh informasi tentang terapi kanker terbaru yang beredar di Indonesia. Hal itu terutama kanker payudara, kanker tiroid, kanker kepala leher, kanker jaringan lunak, kanker kulit, dan limfoma.

"Ini adalah aplikasi gawai pintar pertama di Indonesia yang dapat menyediakan informasi bagi dokter untuk mengambil keputusan klinis dalam bidang terapi sistemik kanker," jelasnya.

Sasaran Pengguna

Pada kesempatan tersebut,Project Manager Istry, dr Febriyanto Kurniawan, SpB(K)Onk menyampaikan bahwa sasaran pengguna Istry adalah dokter ahli bedah onkologi, dokter ahli hematologi onkologi, dan dokter bedah umum yang menangani pasien kanker. Dokter dapat langsung menghitung dosis obat kemoterapi, obat hormonal, dan obat penunjang terapi kanker lainnya.

Dia menjelaskan, aplikasi ini juga memiliki fitur informasi cara pemberian/administrasi obat serta data efek samping obat kemoterapi dan terapi target. Data efek samping ini penting sebab pasien sering bertanya tentang efek samping, bahkan sebelum kemoterapi.

"Ini akan sangat memudahkan dokter serta meningkatkan ketepatan terapi. Akhirnya akan menguntungkan pasien," ucapnya.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof.dr. Abdul Kadir, PhD, SpTHTKL(K) mengapresiasi kehadiran Istry. Istry merupakan salah satu bentuk integrasi teknologi informasi ke dalam pelayanan kesehatan.

"Semoga aplikasi ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh para dokter Indonesia yang merawat pasien kanker," katanya.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.