Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump dan Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Foto: AFPWASHINGTON – Calon presiden (capres) dari Partai Republik, Donald Trump, dan capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris, terus menggelar kampanye di negara bagian selatan yang menjadi kunci dalam pemilihan meski lebih dari 75 juta warga Amerika Serikat (AS) telah memberikan suara lebih awal dalam pemilihan presiden AS, menurut data yang dirilis pada Sabtu (2/11) malam.
Data dari Election Lab Universitas Florida menunjukkan sebanyak 75.093.872 orang telah memilih baik melalui pos maupun langsung di tempat pemungutan suara. Lebih banyak pemilih memilih untuk memberikan suara secara langsung daripada melalui pos pada siklus pemilihan presiden kali ini.
Seperti dikutip dari Antara, jumlah pemilih terdaftar di AS sekitar 168 juta orang, berbeda dengan 2020 ketika AS masih berada di tengah pandemi Covid-19.
Harris mengadakan kampanye di Atlanta, Georgia, dan menghadiri acara di Charlotte, North Carolina. Sementara itu, Trump berkampanye di Gastonia, North Carolina, lalu menuju Salem, Virginia, sebelum kembali ke Greensboro, North Carolina.
Di kampanyenya, Trump mengkritik pesaingnya dengan menyatakan ia akan membawa Amerika menuju era keemasan. "Kamala merusaknya, saya akan memperbaikinya dan Amerika akan kaya kembali," ujarnya di Gastonia.
Bersaing Ketat
Jajak pendapat menunjukkan Harris dan Trump bersaing ketat, terutama di tujuh negara bagian kunci. Negara bagian kunci sangat penting karena pemilihan presiden di AS tidak dilakukan secara langsung.
Prosesnya berlangsung melalui Electoral College di mana 538 wakil memberikan suara berdasarkan hasil pemilihan di masing-masing negara bagian. Seorang kandidat harus meraih 270 suara dari Electoral College untuk memenangkan pemilihan.
Jumlah elektor dialokasikan ke setiap negara bagian berdasarkan jumlah penduduknya, dan sebagian besar negara bagian memberikan seluruh suara elektor kepada kandidat yang menang dalam pemilihan umum di negara bagian tersebut.
Trump, pada Minggu (3/11), mengatakan kepada para pendukungnya bahwa ia tidak seharusnya meninggalkan Gedung Putih di akhir masa jabatannya selama rapat umum akhir kampanye, di mana ia melampiaskan kemarahannya tentang serangkaian jajak pendapat publik baru yang menunjukkan ia kalah dari Harris.
Dikutip dari The Straits Times, Trump menggambarkan Partai Demokrat sebagai partai yang “jahat” saat berkampanye di Bandara Lititz, Pennsylvania, yang merupakan persinggahan pertamanya dari tiga negara bagian yang direncanakan pada hari kedua hingga terakhirnya dalam masa kampanye.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
Berita Terkini
- Pilih Pelatih Baru, Arema FC Berhati-hati dan Penuh Pertimbangan
- Tutup Putaran Pertama, Persik Kediri Berambisi Hasil Tiga Poin
- Sorak Hore! 1.500 Tahanan Kabur dari Penjara Mozambik
- Sinyal Perang Saudara Berlanjut, 14 Polisi Suriah Tewas Disergap Pasukan Loyalis Assad
- Jangan Sembarangan, Ini 5 Sabun Muka yang Cocok untuk Kulit Sensitif dan Berjerawat