Tekanan terhadap Rupiah Masih Berlanjut
Data AS tersebut ialah Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS sebesar 50,0 dengan ekspektasi 49,5.
Selain itu, pasar memperkirakan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal II-2023 yang akan dirilis malam ini tumbuh 4,3 persen.
Pada Jumat (27/10), investor tertuju data inflasi PCE Price Index AS yang diprediksi meningkat 0,3 persen month to month (MoM) dan 3,7 persen year on year (YoY).
Menurut Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong, rupiah melemah pasca imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis, melanjutkan pergerakan menuju level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5 persen yang sempat ditembus pada awal pekan.
"Pidato Powell (Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell) semalam juga cenderung sedikit lebih hawkish. Tidak ada data ekonomi dari China hari ini, ekonomi China yang masih di bawah harapan akan terus menekan mata uang regional dan Asia, termasuk rupiah," ungkap Lukman.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya