Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Asumsi Dasar

Target Pertumbuhan 6-8 Persen Dinilai Bombastis dan Tidak Realistis

Foto : Sumber: BPS - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Faktor lain, jelas Bhima, adalah Indonesia cenderung bergantung pada bonanza komoditas yang sulit diperkirakan. Harga sawit sempat naik kemudian turun tajam seiring harga minyak mentah yang landai. Cadangan Nikel untuk baterai kendaraan listrik bisa habis sebelum 2045 karena over eksploitasi beberapa tahun terakhir.

"Sebenarnya motor pertumbuhan ini yang mesti dicari karena tidak ada negara tumbuh tinggi kalau manufakturnya tidak kuat," tandas Bhima.

Produktivitas Rendah

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mengatakan salah satu yang menjadi masalah industri Indonesia ialah rendahnya produktivitas dan aturan yang ketat terhadap masuknya penanaman modal asing (PMA). Di antara negara-negara emerging market, Indonesia adalah negara kedua dengan pembatasan PMA paling tinggi.

"Ini menjadi hambatan utama bagi agenda peningkatan produktivitas secara keseluruhan," tegas Riefky.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top