Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Target Meraih Pertumbuhan 7-8 Persen, Kemenkeu Harus Dipimpin Teknokrat Ekonomi

Foto : Istimewa

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) saat meresmikan Rumah Batik Fractal di Sukabumi, pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Perlu Teknokrat

Maraknya berbagai spekulasi kandidat itu, kemudian juga memunculkan gagasan perlunya perubahan paradigma ekonomi keuangan, dari yang selama ini banyak dipengaruhi oleh ekonom-ekonom murni dari kampus-kampus ternama seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ekonom dari dua kampus tersebut diniali lebih mengedepankan kestabilan terutama asumsi ekonomi makro, tetapi kadang kurang concern terhadap sektor riil atau dunia usaha. Padahal, dunia usaha sangat berperan vital dalam membuka lapangan kerja, menyerap angkatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga menurunkan angka kemiskinan.

Ketua Alumni ITB DKI Jakarta 2009-2015, Hendry Harmen yang diminta pendapatnya mengatakan, selama ini pos Menteri Keuangan diisi oleh UI atau UGM. Sebab itu, sudah saatnya melakukan perubahan paradigma dengan memberi kesempatan ke teknokrat ekonomi jadi bendahara negara.

"Sejarah mencatat, Presiden ke-3 RI, Prof BJ Habibie sebagai teknokrat, pernah menorehkan catatan fenomenal dengan membawa kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) stabil dari kisaran 15.000 per dollar AS ke hampir 8.000 rupiah per dollar AS, hanya dalam setahun kepemimpinannya. Ini patut ditiru Prabowo, jika ingin meraih pertumbuhan ekonomi 7-8 persen," kata Hendry.

Adapun teknokrat ekonomi yang punya rekam jejak mumpuni saat ini diantaranya Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top