Tanpa Kedaulatan Pangan, Akan Sulit Mencapai Pemerataaan Ekonomi
Menuju Pertanian Modern I Seorang petani membajak sawah menggunakan mesin traktor di areal persawahan Desa Biccoing, Tonra, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (31/10). Kementerian Pertanian mengajak seluruh petani yang ada di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan untuk merevolusi sektor pertanian dengan menerapkan sistem teknologi modern untuk menuju pertanian modern sebagai upaya memastikan pertanian Indonesia semakin maju.
Perbaiki Tata Kelola
Pupuk Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rizal Edi Halim, mengatakan untuk mengejar target swasembada tidak hanya terkait penyiapan pupuk subsidi, tetapi juga pengelolaan tata niaga pupuk itu sendiri.
Selain memperbaiki tata kelola pupuk di prapanen perlu juga diperhatikan pascapanen, sebab selama ini juga pascapanen tidak ditata dengan baik. Masalah yang tak kalah penting juga, lanjut Rizal, ialah kebijakan swasembada pangan ini akan dihadapkan pada kegiatan importasi yang berlebihan. "Masalah impor ini akan menimbulkan konflik sehingga kita tidak akan mencapai titik temu untuk mencapai swasembada pangan," tegasnya.
Untuk mengejar target swasembada itu membutuhkan sinkronisasi data, antara Kementerian Perdagangan (Kemendag), data di Kementerian Pertanian hingga Badan Pangan Nasional (NFA). Bisa juga dengan Kementerian Perindustrian untuk jenis pangan yang terkait dengan Kemenperin.
"Data itu penting, misalnya target swasembada beras tahun ini berapa maka kita harus punya data produksi beras, gabah kering siap giling momen kuartal, kemudian kebutuhan kita berapa? Kalau ada kekurangan kebutuhan, baru dilakukan pengadaan dari luar.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya