Tangkal Radikalisme melalui Pelajaran Sejarah
Menangkal Intoleransi - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif (kedua dari kiri) pada sarasehan guru sejarah bertajuk Guru Sejarah Pengawal NKRI, Menangkal Intoleransi, dan Radikalisme dari Ruang Kelas, di Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pekan lalu.
Anton menyarankan perlunya perubahan yang menyeluruh dalam model pengajaran sejarah. Perubahan tersebut, antara lain meliputi metodologi pengajaran hingga jam pelajarannya. "Guru-guru sejarah juga perlu membuat eksperimen-eksperimen dalam mengajar. Jangan ada lagi guru menyuruh menghapal kepada murid-muridnya. Bila perlu para murid diajak turun ke lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat," kata Anton.
Guru sejarah memegang peran penting dalam menangkal intoleransi dan radikalisme melalui aktivitas belajar mengajar di kelas sekolah. Guru sejarah yang bersentuhan secara intensif dengan generasi muda pewaris bangsa musti benar-benar menghayati pelajaran yang diampunya sehingga cita-cita para pendiri bangsa bisa tersetafetkan pada generasi muda.
Dosen program magister ilmu religi dan budaya dan jurusan sejarah Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Baskara T Wardaya SJ, mengatakan kondisi saat ini kembali mendesakkan akan kebutuhan pentingnya sosialisasi Pancasila kepada masyarakat. YK/Ant/N-3
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya