Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tangkal Radikalisme melalui Pelajaran Sejarah

Foto : istimewa

Menangkal Intoleransi - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif (kedua dari kiri) pada sarasehan guru sejarah bertajuk Guru Sejarah Pengawal NKRI, Menangkal Intoleransi, dan Radikalisme dari Ruang Kelas, di Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Kendati demikian, tambah Syafii, materi itu bisa memiliki fungsi demikian hanya bila disampaikan oleh guru atau dosen dengan metode yang tepat. Guru sejarah harus betul-betul memahami substansi materi sejarah dengan model penyampaian yang tidak kering. "Sejarah baru punya makna kalau guru-guru sejarah betul-betul memahami dan menghayati persoalan," katanya.

Wawasan Luas

Syafii mengingatkan agar materi tidak sekadar terkesan tekstual yang kering, guru sejarah harus memiliki wawasan yang luas dengan menguasai bidang-bidang pengetahuan yang lain, seperti antropologi, sastra, serta filsafat. "Ibarat orang berenang, jangan hanya berenang di permukaan, tetapi juga menyelam ke bawah sehingga mengetahui hakikat sejarah dan hakikat kemanusiaan," kata Syafii yang pernah mengenyam Jurusan Sejarah di Universitas Cokroaminoto, Surakarta, itu.

Pengajar sejarah Universitas Sanata Dharma, Anton Haryono, mengakui materi sejarah, khususnya sejarah nasional, efektif menumbuhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme siswa. Materi itu memang muaranya bertujuan membangun semangat kebangsaan siswa.

Meski demikian, Anton berharap materi sejarah tidak lagi sekadar disampaikan seperti pidato atau ceramah. Materi sejarah harus disampaikan secara komunikatif dua arah, serta mampu disesuaikan dengan konteks saat ini. Kalau sekarang siswa cenderung apriori terhadap materi sejarah, itu bergantung model pengajarannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top