Tanggapi Wamil Taipei, Tiongkok: Tak Ada Gunanya Ladeni Kegiatan Separatis Taiwan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin.
BEIJING - Tiongkok pada Rabu (28/12) menegaskan kembali keinginannya untuk mewujudkan "reunifikasi penuh" setelah Taiwan memutuskan untuk memperpanjang masa wajib militernya demi menghadapi ancaman Tiongkok daratan yang meningkat.
Wajib militer di Taiwan akan diperpanjang dari empat bulan menjadi satu tahun mulai 2024, kata Presiden Taiwan Tsai Ing-wen hari Selasa (27/12), karena pulau dengan pemerintahan sendiri itu kini menghadapi tekanan militer, diplomatik dan perdagangan Tiongkok.
Ketika ditanya mengenai pengumuman Tsai tersebut dalam jumpa pers harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan, "Mewujudkan reunifikasi penuh tanah air merupakan aspirasi bersama seluruh penduduk Tiongkok dan sebuah tren sejarah yang tidak dapat dihentikan. Mewujudkan penyatuan kembali negara kami adalah hal yang sangat penting, sementara meladeni kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan itu tidak ada gunanya. Kami percaya teman sebangsa kami di Taiwan tahu apa yang benar dan apa yang salah dan tidak akan merendahkan diri mereka menjadi serdadu umpan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan."
Taiwan, yang memisahkan diri dari Tiongkok daratan pada 1949 dalam perang saudara, diklaim oleh Tiongkok .
Ancaman invasi Tiongkok selama puluhan tahun terakhir telah meningkat semenjak Beijing memutus jalur komunikasi dengan pemerintahan Taiwan setelah terpilihnya Tsai sebagai presiden tahun 2016, yang merupakan sosok pro-kemerdekaan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya