Tak Hanya El Nino, Beras Mahal Karena Rapuhnya Adaptasi Iklim Pertanian
Petani melihat sawah mereka yang kekeringan di Desa Rayeuk Kareung Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (13/2/2024).
Situasi ini menunjukkan betapa rapuhnya padi Indonesia terhadap cuaca ekstrem. Di masa depan, kerentanan bisa lebih tinggi karena El Nino dapat terjadi lebih sering dan parah.
Angga Dwiartama, Institut Teknologi Bandung
Sejak akhir tahun lalu, banyak masyarakat Indonesia kelimpungan karena harga beras naik begitu tinggi, bahkan sampai ke titik termahal sepanjang sejarah.
Ironisnya, kenaikan harga membuat petani kesulitan mengakses beras untuk konsumsi sehari-hari. Mereka lantas berduyun-duyun mengantre beras murah.
Pemerintah mengklaim harga beras naik karena anomali cuaca El Nino dan perbedaan temperatur permukaan air laut, Indian Ocean Dipole (IOD), 2023 yang menyebabkan gagal panen padi di banyak tempat. Anomali yang memicu cuaca ekstrem tersebut membuat produksi padi Indonesia pada 2023 turun sebesar 0,65 juta ton atau 2,05% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Situasi di atas menunjukkan betapa rapuhnya padi Indonesia terhadap cuaca ekstrem. Di masa depan, kerentanan bisa lebih tinggi karena El Nino dapat terjadi lebih sering dan parah.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya