Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tak Habis Pikir! PBB Ungkap Konflik Rusia-Ukraina Sebabkan 925 Warga Sipil Tewas, Puluhan di Antaranya Anak-anak

Foto : AP

Anak-anak yang berada di Ukraina

A   A   A   Pengaturan Font

Komisi Tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mengungkapkan 925 orang tewas akibat serangan Rusia ke Ukraina. Ini berdasarkan data terbaru per Senin (21/3).

Data terbaru tersebut dilakukan melalui perhitungan dari awal Rusia melancarkan invasi di Ukraina pada 24 Februari hingga 20 Maret. Dari total jumlah korban tewas tersebut, 39 orang merupakan anak-anak.

"Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas," tulis Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, dikutip CNBC International, Selasa (22/3).

"Termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem roket multi-peluncuran, serta serangan rudal dan udara," tambahnya.

PBB juga mencatat warga yang mengalami luka-luka akibat invasi Rusia di Ukraina mencapai 1.496 orang. Namun, korban tewas dan luka diyakini lebih banyak dari jumlah total tersebut lantaran tak sedikit laporan yang tertunda.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Meski sudah diadakan beberapa kali perundingan, sejauh ini belum ada jalan keluar untuk kedua negara berdamai.

Sebelumnya, Ukraina menyebut Rusia menyerang bangunan sekolah seni di kota pelabuhan Mariupol hingga hancur.

Dilansir dari CNN Internasional, serangan Rusia ke sekolah tersebut terjadi pada Minggu (20/3). Padahal, gedung sekolah tersebut merupakan tempat perlindungan bagi ratusan warga sipil Ukraina.

Seperti diketahui, gedung sekolah tersebut diisi oleh 400 orang yang berlindung dari serangan rusia. Sejauh ini, belum ada laporan informasi terkait korban akibat insiden tersebut.

Mariupol menjadi salah satu kota yang digempur habis-habisan oleh Rusia sejak melancarkan invasi 24 Februari lalu. Sebelumnya, Rusia juga menyerang teater di Mariupol. Diperkirakan ada sekitar 800 hingga 1.300 orang dalam gedung itu saat serangan terjadi.

Sebuah citra satelit yang dirilis Dewan Kota Mariupol menunjukkan sekitar dua pertiga bangunan sekolah hancur total akibat gempuran Rusia.

Salah satu penasihat Wali Kota Mariupol, Petro Andrushenko mengatakan, pihak berwenang masih berjuang mencari informasi tepat beberapa orang yang selamat dari aksi Rusia tersebut.

"Sejauh ini, tidak ada data operasional yang pasti tentang berapa banyak orang yang bersembunyi di tempat penampungan atau jumlah korban. Saya berharap kita akan mengetahuinya nanti hari ini. Tetapi situasinya sulit dan tidak ada tempat untuk mendapatkan datanya," kata Andrushenko.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top