Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Syukurlah, 1.235 Pasien Isoman di Yogya Sudah Mau Dibujuk Pindah ke Isolasi Terpadu

Foto : ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo

Ilustrasi Isoman.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Satuan tugas khusus yang dibentuk Pemda DIY untuk mendampingi para isoman (isolasi mandiri) telah berhasil membujuk 1.235 isoman untuk pindah dan menjalani isolasi di isoter (isolasi terpadu). Upaya membujuk para isoman ini akan terus dilakukan untuk lebih menekan angka kematian.

Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Rapat Koordinasi Perbaikan Data Penanganan CoViD-19 yang dipimpin Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pada Senin (16/8).

Sri Sultan mengikuti rakor secara daring dari Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta dengan didampingi Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, dan beberapa kepala OPD terkait.

"Dari 1.235 isoman yang berhasil dipindahkan ke isoter, sebagian sudah ada yang sembuh, sehingga saat ini tinggal 850 orang yang masih menjalani isolasi di isoter. Sementara jumlah daya tampung isoter yang ada di DIY sendiri mencapai 3.268 orang.Dan ternyata, memindahkan para isoman ini tidak semudah yang kita bayangkan," ungkap Sri Sultan.

Mengenai vaksinasi, Sri Sultan mengungkapkan, stok vaksin yang saat ini ada di DIY, termasuk yang ada di kabupaten/kota mencapai 76.081, baik yang berupa vial maupun dosis. Jumlah tersebut diharapkan bisa habis sekitar Agustus hingga September tahun ini. Dengan begitu, persentase vaksinasi di DIY bisa mendekati angka 80%.

"Kondisi (Covid-19) sekarang ini memang sudah menurun, walaupun kami belum puas. Untuk vaksinasi, kami sudah koordinasi untuk penanganan di kabupaten/kota tenaganya dari Polda maupun Korem," imbuh Sri Sultan.

Usai rakor, Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, kendala utama pemindahan isoman ke isoter lebih pada kebiasaan masyarakat DIY yang lebih nyaman berada di rumah sendiri apapun kondisinya.

"Kebanyakan mereka (para isoman) itu merasa lebihayemkalau dekat dengan keluarga. Jadi sebenarnya karena kebiasaan saja, kalau berkumpul (dengan keluarga) itu lebih menyenangkan dari pada harus ada di tempat lain," paparnya.

Dikatakan Aji, satgas khusus sampai saat ini masih terus berupaya mengajak para isoman dengan gejala sedang hingga berat untuk pindah ke isoter. Aji memperkirakan, jika ada 10% saja dari total isoman di DIY yang mencapai sekitar 24.000 orang yang punya gejala sedang hingga berat, artinya masih ada sekitar 2.400 orang yang perlu dipindahkan ke isoter.

"Upaya memindahkan mereka tentu terus kita lakukan. Upaya sosialisasi dan penjemputan terus dilakukan oleh tim yang ada," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Luhut menyampaikan, perkembangan kasus Covid-19 di Jawa-Bali dalam minggu ini telah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Namun, mengingat tren mobilitas yang masih meningkat dan masih terdapat daerah yang tren kasus konfirmasinya meningkat, pembukaan secara bertahap tetap perlu dilakukan.

"Untuk mengendalikan penyebaran kasus Covid-19 dan menurunkan tingkat kematian, peningkatan testing, tracing, dan pemindahan isoman ke isoter harus ditingkatkan dan dilakukan secara konsisten. Tracing diharapkan dapat meningkat lebih dari 1:10, jumlah yang dirawat di isoter dan rumah sakit juga dapat mencapai 75% dari kasus aktif," ungkapnya.

Ditegaskan Luhut, penambahan isoter perlu terus dilakukan dengan memanfaatkan gedung asrama, diklat, gedung pemerintah pusat maupun daerah, serta perlu selalu dipastikan ketersediaan logistik dan SDM-nya. Penerapan prokes pada berbagai kegiatan publik pun harus dilakukan secara disiplin, dengan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi yang tersambung dengan data NAR dan Silacak.

"Uji coba sudah dilakukan di pusat perbelanjaan/mall dan akan dilakukan di industri dan aktivitas olahraga. Ke depan, semua aktivitas di tempat publik juga harus menggunakan aplikasi Peduli Lindungi," imbuhnya.

Luhut pun mengungkapkan, pada evaluasi kali ini, angka kematian ibu hamil akibat varian Delta dinilai cukup meningkat. Untuk itu, perhatian harus diberikan, ibu hamil harus diprioritaskan untuk vaksinasi, hingga perlu adanya isoter khusus untuk ibu hamil.

"Tiap daerah harus menunjuk fasilitas perawatan rujukan di rumah sakit setiap kota/kabupaten untuk penanganan ibu hamil," tegasnya.

Terkait perbaikan data penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Daerah, terutama untuk kasus kematian, Luhut kembali mengingatkan untuk harus segera dilakukan. Hal ini agar respons penanganan Covid-19 bisa lebih baik. Terakhir, Luhut mengarahkan agar penyerapan APBD pun harus diakselerasi dan difokuskan pada penanganan Covid-19.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top