Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembangunan

Survei: Warga Asia Tenggara Fokus pada Inflasi dan Ketahanan Pangan

Foto : AFP

Petani memanen padi yang terendam banjir akibat Topan Yagi, di Desa Phayarphyu, Kotapraja Loikaw, Karenni, Myanmar, Senin (16/9).

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Menurut sebuah survei, meskipun gelombang panas, banjir, dan badai melanda sebagian besar Asia Tenggara pada tahun 2024, lebih banyak orang di kawasan tersebut yang mengkhawatirkan masalah-masalah pokok seperti ketahanan pangan daripada perubahan iklim.

Dikutip dari The Straits Times, proporsi mereka yang melihat perubahan iklim sebagai ancaman serius dan langsung turun menjadi 42,5 persen pada tahun 2024, menurut Survei Prospek Iklim Asia Tenggara terbaru oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute. Angka ini turun dari 49,4 persen pada tahun 2023, 45,8 persen pada tahun 2022, dan 72,2 persen pada tahun 2021.

Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi karena pada 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat secara global dan pada 2024 tampaknya akan sama ekstremnya, dengan banjir, badai, dan gelombang panas yang dahsyat melanda kawasan Asia Tenggara tahun ini.

Sebelumnya pada bulan September, Topan Yagi menewaskan ratusan orang saat melanda Vietnam utara, Laos, Thailand, dan Myanmar, merusak atau menghancurkan tanaman dan mata pencaharian.

Survei tahunan pandangan iklim regional juga menemukan hampir 70 persen responden melaporkan pengalaman kerawanan pangan, dibandingkan dengan 60 persen pada 2023.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top