Sulit Mandiri Pangan jika Impor Terus Meningkat
TOLAK IMPOR BERAS I Sejumlah petani di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, melakukan aksi menolak rencana impor beras beberapa waktu lalu. Impor beras jelas bertentangan dengan misi pemerintah untuk mencapai kemandirian pangan dalam rangka menjaga ketahanan nasional. Kalau mau mandiri pangan maka produktivitas dalam negeri harus dipacu agar Indonesia bisa menjadi negara eksportir pangan, bukan malah mengimpor pangan.
Guru Besar Ekonomi Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Masyhuri, mengatakan sudah bukan rahasia umum lagi kalau izin impor ditengarai menghasilkan fee. Setiap kilogram komoditas yang diimpor bisa jadi sasaran pemburu rente, rent seeking.
"Jangan heran, jika jumlah dan nilai impor semakin naik sejak era reformasi tahun 2000," kata Masyhuri.
Kondisi tersebut, jelasnya, sangat bertentangan dengan misi pemerintah untuk mencapai kemandirian pangan dalam rangka menjaga ketahanan nasional. Kalau itu benar-benar ingin dicapai maka produktivitas dalam negeri harus dipacu agar Indonesia bisa menjadi negara eksportir pangan, bukan sebagai importir pangan terbesar dunia.
"Indonesia yang memiliki populasi terbesar keempat di dunia, bahaya terbesarnya bukan musuh dari luar, tetapi ancaman kelaparan rakyat," kata Masyhuri.
Ancaman kelaparan, kata Masyhuri, bukan mengada-ada karena sebelumnya Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) telah memperingatkan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya