“Stunting" Harus Ditangani secara Bergotong Royong
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo (tengah) dalam pertemuan dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), di Jakarta, Jumat (14/10).
"Ini memang salah satu dampak dari gagalnya tumbuh dan berkembang pada saat balita dan lebih khusus lagi saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan saat konsepsi sampai bayi umur dua tahun. Oleh karena itu angkanya masih 24,4 persen, jadi dari 23 juta balita, 24,4 persennya stunting," tandasnya.
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan stunting akan menjadi masalah besar bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia jika tidak segera ditangani bersama secara konsisten. Pihaknya akan segera membentuk kelompok dan terjun langsung ke lapangan.
"Kita fokus ke daerah-daerah mendesak NTT, Aceh, atau 12 provinsi prioritas," katanya.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-72 Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) tahun 2022, Gita Pratama, menerangkan, Ikatan Alumni UI tahun 1997 melakukan pelatihan pencegahan stunting kepada para dokter dan tenaga kesehatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya