Studi: Selamatkan Hutan di Asia Tenggara untuk Atasi Perubahan Iklim
Pohon-pohon di semua jenis hutan di wilayah ini diproyeksikan akan mengalami kehilangan yang parah pada tahun 2090 dalam tiga dari empat skenario yang dimodelkan, demikian temuan penelitian tersebut.
Pradana mengatakan, pemerintah harus memprioritaskan pelibatan masyarakat adat dan masyarakat lokal, serta petani kecil, dalam perencanaan tata ruang, untuk memberi insentif bagi perlindungan ekosistem "karbon yang tidak dapat dipulihkan" dan memastikan ketahanan pangan melalui bentang alam yang beragam dan berkelanjutan.
Karbon yang tidak dapat dipulihkan mengacu pada simpanan karbon dalam jumlah besar di alam yang dapat dilepaskan ke atmosfer akibat aktivitas manusia, seperti jika terganggu oleh kebakaran, pertanian, atau pembangunan. Jika hilang, karbon ini tidak dapat dipulihkan pada tahun 2050, saat dunia harus mencapai emisi nol bersih untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya