Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Studi: Pasokan Air dan Energi di Asia Terancam oleh Gangguan Iklim

Foto : Istimewa

Jembatan di Sungai Mekong saat senja, menghubungkan Laos dan Thailand.

A   A   A   Pengaturan Font

Kapasitas listrik sebesar 865 gigawatt (GW) di sepanjang 10 sungai dianggap rentan terhadap risiko iklim, yang sebagian besar bergantung pada air. Lebih dari 300 GW, cukup untuk memasok kebutuhan energi Jepang, terletak di daerah yang menghadapi risiko air "tinggi" atau "sangat tinggi".

Lembah sungai Yangtze di Tiongkok, yang menyokong sekitar sepertiga dari populasi negara itu dan sekitar 15 persen dari kapasitas listriknya, mengalami rekor kekeringan panjang pada 2022, dengan anjloknya produksi hidroelektrik yang mengganggu rantai pasokan global.

Sejak kekeringan, pemerintah menyetujui lusinan pembangkit listrik tenaga batu bara baru untuk mengatasi gangguan pembangkit listrik tenaga air di masa depan. Namun, tenaga batu bara juga membutuhkan air dan lonjakan kapasitas di Tiongkokdan India dapat semakin memperparah kekurangan.

Para peneliti mencatat, saat risiko iklim meningkat, negara-negara berada di bawah tekanan untuk menyusun kebijakan yang memastikan "kesesuaian" keamanan energi dan air.

"Karena pilihan daya dapat memengaruhi air dan kekurangan air dapat merusak aset daya, keamanan air harus menentukan keamanan energi," kata mereka.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top