Strategi Baru untuk Ciptakan Vaksin HIV Telah Ditemukan
Atas kesembuhan itu, ia kini telah berhenti minum obat HIV dan ia sangat bersyukur virus itu tidak lagi ditemukan di tubuhnya. Pasalnya banyak temannya meninggal karena HIV di era sebelum obat antiretroviral dapat memberikan harapan hidup yang mendekati normal. "Saya tidak pernah berpikir saya akan hidup," kata dia seperti dikutip BBC.
HIV kata City of Hope merusak sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), yang membuat tubuh harus berjuang melawan obat HIV. "Ketika saya didiagnosis dengan HIV pada 1988, seperti banyak orang lain, saya pikir itu adalah hukuman mati," ucap dia.
Sebelum sembuh, ia mendapatkan terapi sumsum tulang untuk mengobati leukemia kanker darah, dari donor yang secara alami resisten terhadap virus. Terapi ini tentu bukan spesifik untuk HIV-nya, tetapi karena dia mengidap leukemia kanker darah pada usia 63 tahun.
Tim medis pria itu memutuskan bahwa dia membutuhkan transplantasi sumsum tulang, untuk menggantikan sel darah kankernya. Secara kebetulan, pendonornya kebal terhadap HIV. Virus masuk ke sel darah putih tubuh manusia menggunakan "pintu" mikroskopis, protein yang disebut CCR5.
Retrovirus yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS dikenal sangat bandel. Virus ini bekerja dengan memasukkan DNA-nya ke dalam genom sel inangnya, dan memiliki masa inkubasi yang panjang, dan tersembunyi selama bertahun-tahun. "Dokter dapat mencampur berbagai obat antiretroviral untuk mengendalikannya, namun virus dapat aktif kembali jika pengobatan dihentikan," ujar profesor biologi molekuler, sel dan kanker di University of Massachusetts (UMass) Medical School, Scot Wolfe, PhD.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya