Stasiun MRT Thamrin-Monas Capai 21,3 Persen
Foto udara jembatan layang (skybridge) penghubung Stasiun MRT Asean dan Halte Transjakarta CSW di Jakarta, beberapa waktu lalu. Skybridge penghubung transportasi MRT Jakarta dan Transjakarta Koridor 13 itu akan memiliki sistem pembayaran tiket terintegrasi yang disiapkan melalui Jak Lingko.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak AJAKARTA - PT MRT Jakarta mengumumkan progres pembangunan Stasiun Thamrin dan Monas hingga 25 September 2021 sudah mencapai 21,3 persen.
Direktur Utama MRT Jakarta William P Sabandar menjelaskan salah satu tahapan konstruksi yang dilaksanakan di dua stasiun bawah tanah itu yakni pembangunan dinding penahan atau "D-wall". Stasiun MRT Thamrin dan Monas ini masuk dalam kontrak proyek (CP) 201 untuk pembangunan fase 2A.
Ia merinci untuk di Stasiun Monas juga dibangun kolom stasiun (kingpost), kemudian pemasangan rebar atau pembesian, persiapan pengecoran roof slab pada stasiun box Monas Blok dan penggalian gardu induk lapis keempat.
"Sedangkan di Stasiun Thamrin tahapannya adalah pekerjaan "D-wall" di area TBM atau tempat peluncuran mesin bor bawah tanah sisi terowongan selatan dan utara," jelasnya di Jakarta, Kamis (30/9).
Selain itu, pekerjaan traffic deck di terowongan selatan dan pekerjaan dinding untuk persiapan peluncuran mesin bor di area utara Bundaran HI.
Sementara itu, untuk kontrak proyek (CP) 203 yakni Mangga Besar-Kota untuk pengerjaan fisik baru mencapai 0,29 persen per 25 September 2021.
Adapun pengerjaannya untuk CP203 itu di antaranya rekayasa lalu lintas di Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Pintu Besar Selatan. Kemudian pemasangan pagar proyek, pekerjaan relokasi utilitas, hingga penyiapan penanaman pohon pengganti di sekitar area proyek.
MRT Jakarta menyebutkan proyek pembangunan Fase II rencananya membentang sepanjang 11,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Ancol barat.
Fase II ini terbagi dua yakni Fase IIA yang terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yakni Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota dengan total panjang sekitar 5,8 kilometer.
Sedangkan Fase IIB yang sedang tahap studi kelayakan terdiri dari dua stasiun bawah tanah yakni Mangga Dua dan Ancol dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang sekitar enam kilometer.
William menambahkan nilai investasi untuk MRT Jakarta Fase II diperkirakan sekitar 22,5 triliun rupiah, sedangkan nilai investasi proyek Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus sepanjang sekitar 16 kilometer yang sudah beroperasi pada 2019 mencapai 16 triliun rupiah.
"Transport Hub"
Untuk pembangunan fasilitan transport hub di depan stasiun Sudirman, PT MRT Jakarta menyiapkan anggaran 160 miliar, yang konstruksinya dilaksanakan oleh kontraktor BUMN PT Pembangunan Perumahan (PP). "Ground breaking akan dilakukan pada 8 Oktober 2021," kata William.
Menurut dia, transport hub difungsikan sebagai area pusat transit untuk halte TransJakarta dan ojek daring dengan masa konstruksi diperkirakan 14-18 bulan. Tak hanya itu, di atas bangunan pusat transportasi itu akan dibangun perkantoran, ritel dan pasar modern dengan luas lahan untuk pembangunan fasilitas itu mencapai 2.445 meter persegi.
Dia menjelaskan lokasi transport hub tersebut dulunya merupakan kawasan Pasar Blora. Ia mengharapkan transport hub akan mendukung integrasi transportasi Jabodetabek untuk moda transportasi berbeda di kawasan itu.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Ini Rekomendasi Liburan Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser K-pop 2NE1
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia
- UMP DKI Jakarta 2025 Diumumkan Setelah Pilkada
- Trump Pilih Manajer Dana Lindung Nilai Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS
- KPU RI Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Sekitar 82 Persen