Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Standar UN

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pendidikan di Indonesia kerap menjadi pemberitaan yang menimbulkan polemik, terutama soal Ujian Nasional (UN). Kalau tahun-tahun lampau seringkali terkait kebocoran soal, kini ketika UN diujikan melalui basis komputer atau UNBK, polemik bergeser ke teknis seperti kebutuhan laptop, komputer, serta dukungan server yang masih lemah.

Untuk UNBK tahun 2018 yang baru usai tingkat SMA/SMK, persoalan teknis jaringan internet dan kebutuhan ideal laptop serta komputer masih jadi masalah. Karena itu, banyak sekolah yang berusaha meminjam laptop ke orangtua murid. Jika sekolah mampu, bisa menyewa ke vendor yang biasa menyediakan laptop dalam jumlah besar.

Di luar soal teknis dan internet tadi, dalam UNBK tingkat SMA yang baru selesai pekan lalu, muncul polemik tersendiri. Soal-soal UN, terutama mata pelajaran matematika dikeluhkan sebagai sangat atau terlalu sulit. Siswa dan orangtua menyebut soal-soal itu banyak yang tak sesuai dengan kisi-kisi saat uji coba. Ujungnya, siswa kelabakan mengerjakan soal-soal tersebut.

Mestinya Kemendiknas melakukan koordinasi dan pengawasan pada pembuat atau bank soal sebelum pelaksanaan UNBK. Nah, di sini ada keteledoran yang membuat siswa dirugikan. Polemik mengenai soal yang terlalu sulit bukan hanya disuarakan pelajar dan orangtua di Ibu Kota, tetapi juga di banyak daerah.

Karena sifatnya nasional, mestinya juga harus dipikirkan cara merancang dan membuat soal yang sesuai dengan kisi-kisi, tetapi juga mencakup tingkat kemampuan anak-anak di seluruh Tanah Air. Kita setuju harus melangkah jauh, harus lebih maju untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang pendidikan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top