Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 26 Feb 2025, 06:15 WIB

Spanyol Tak Mampu Pertahankan Wilayah yang Terlalu Luas

Foto: NPS

Florida telah menjadi rumah bagi penduduk asli selama ribuan tahun. mereka hidup dengan berburu, memancing, dan bercocok tanam di sepanjang jalur airnya yang panjang dan luas. Bukti komunitas mereka dilestarikan di Crystal River dekat Homosassa, Lake Jackson Mounds di Tallahassee, dan Bickel Mound Site dekat Bradenton.

1740498090_1246607f3304178829c5.jpg

Bangunan bersejarah Flagler College di St. Augustine, Florida, Amerika Serikat (Foto: Istimewa).

Menurut Dr. Judith A. Bense adalah seorang arkeolog sejarah yang mengkhususkan diri dalam Florida Barat Spanyol, cara hidup penduduk asli Amerika di semenanjung Florida mau tak mau berubah dengan kedatangan orang-orang Spanyol.

Tak lama setelah Columbus mendarat di Karibia pada tahun 1492, Ponce de Léon pada tahun 1513 memimpin penjelajahan pertama dari tiga penjelajahan awal di Florida oleh Spanyol, diikuti oleh Pánfilo de Narváez pada tahun 1528 dan Hernando de Soto pada tahun 1539 hingga 1540.

Mereka mendirikan pemukiman di Ponce de Léon melakukan upaya pertama pada tahun 1521 di dekat Pelabuhan Charlotte. Pada tahun 1559, Tristan de Luna Arellano membawa 1.500 kolonis, tentara, dan suku Indian Aztec untuk membangun kota pelabuhan di Teluk Pensacola.

Sayangnya badai menghantam pemukiman tersebut, Santa María de Ochuse, tak lama setelah rombongan Luna tiba. Angin yang mengamuk menenggelamkan enam kapal yang membawa makanan dan perbekalan.

Kerusakan akibat badai menghancurkan usaha tersebut, dan dua tahun kemudian usaha tersebut ditinggalkan. Pada tahun 1565, Spanyol mendirikan benteng yang berbeda ketika Pedro Menéndez de Avilés dari Spanyol mendirikan St. Augustine.

Pada puncak kekuasaannya, Florida Spanyol meluas ke barat hingga Meksiko dan ke utara hingga Carolina. Antara tahun 1526 dan 1704, Spanyol mendirikan sedikitnya 146 misi, pusat misi, dan desa-desa penduduk asli 128 di tempat yang sekarang menjadi negara bagian Florida dan 18 di pesisir Georgia.

“Namun, Florida terlalu besar untuk dilindungi oleh Spanyol. Spanyol kehilangan koloni-koloni Carolina dan Georgia ke tangan Inggris pada tahun 1633 dan 1670, serta koloni Louisiana ke tangan Prancis pada tahun 1682,” kata dia pada laman Florida Humanities.

Dengan berfokus pada semenanjung, Spanyol menggunakan misi-misi dan mengubah penduduk asli Amerika untuk menjajah Florida, memasok St. Augustine dengan makanan dan tenaga kerja yang ditanam penduduk asli Amerika. Dengan perluasan bisnis perdagangan Inggris dari koloni-koloni Atlantik, perbudakan penduduk asli Amerika meledak di Tenggara.

Kelompok-kelompok penduduk asli Amerika yang bersenjata dan berada di pedalaman menjual tawanan yang ditangkap dalam pertempuran antar kelompok kepada para pedagang di Charleston sebagai budak untuk perkebunan-perkebunan Karibia Inggris. Tentara penduduk asli Amerika, seperti Yamasee dan Westo, bersekutu dengan Inggris dan mulai menyerang misi-misi Spanyol pada pergantian abad ke-18 untuk dijual sebagai tawanan perang.

Inggris juga menyerang St. Augustine pada tahun 1702, tetapi benteng batu yang dibangun pada tahun 1695 melindungi penduduk.  hay

Redaktur: Haryo Brono

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.