Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
DISKONTO

Skenario Pemulihan Ekonomi Berlanjut hingga 2021

Foto : ISTIMEWA

Airlangga Hartarto Menko Perekonomian

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Skenario pemulihan ekonomi akibat dampak dari pandemi viru korona (Covid -19) masih akan berlanjut hingga 2021. Sebab, dampak pandemi Covid-19 diprediksi masih akan dirasakan hingga tahun depan.

"Pada 2021, kebijakan pemerintah juga masih dalam skenario pemulihan ekonomi," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Jakarta, Selasa (4/8).

Airlangga menjelaskan pandemi covid ini sangat erat kaitanya dengan perekonomian mengingat siklus yang terjadi pada pandemi ini adalah jika penyebaran masih tinggi maka ekonomi akan semakin dalam.

"Jika pada saat masalah kesehatan ini tertangani maka ekonomi akan kembali. Maka masyarakat diharapkan mampu melakukan penyesuaian perilaku terhadap Covid-19," jelasnya.

Lanjutnya, dia mengatakan pihaknya akan terus mendorong kebijakan kesehatan dengan prioritas tinggi pada 2020 dan 2021. "Kami harap pada 2022 dan 2023 vaksin telah ditemukan, sehingga mereka akan berada pada posisi normal," paparnya.

Lebih lanjut, terkait bantuan sosial guna mendorong konsumsi rumah tangga akan dilaksanakan hingga 2021 dan secara bertahap akan mulai dikurangi pada 2022. Selain itu, usaha dan industri padat karya akan terus didorong hingga 2022.

Selain itu, pemerintah akan melakukan restrukturisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selain itu, penempatan dana dan penjaminan juga terus dilakukan agar sektor riil dapat bergerak dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Upaya mendorong UMKM juga telah dilakukan Pemerintah dengan penempatan dana di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bahkan menurut Airlangga, Pemerintah telah melakukan perluasan ke sektor korporasi yaitu kredit diatas 10 miliar hingga 1 triliun rupiah.

uyo/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Djati Waluyo

Komentar

Komentar
()

Top