Sistem Logistik Perkotaan Akan Dibenahi
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Pemerintah berencana membenahi sistem logistik perkotaan di Indonesia menjadi lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi serta ramah lingkungan. Pembenahan tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya logistik nasional.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, biaya logistik di Indonesia pada 2020 termahal di kawasan ASEAN, yaitu mencapai 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,5 persen disumbangkan oleh transportasi darat.
"Untuk itu, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama berkolaborasi menciptakan sistem logistik perkotaan yang lebih baik ke depannya. Hal ini kita lakukan dengan tujuan dapat menurunkan biaya logistik di Tanah Air," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di Jakarta, Rabu (29/9).
Dia menambahkan pertumbuhan layanan logistik dan kendaraan barang di daerah perkotaan ikut memperburuk kondisi jalan raya sehingga menciptakan kemacetan lalu lintas. Tak hanya itu, kondisi tersebut juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan perkotaan secara keseluruhan.
Permasalahan lainnya, lanjut Budi, kemudahan dan manfaat yang ditawarkan melalui belanja e-commerce turut memicu dampak negatif kualitas hidup di perkotaan dengan adanya berbagai aktivitas logistik perkotaan. Hal itu memicu tingginya mobilitas kendaraan di jalan raya perkotaan mulai angkutan motor hingga truk angkutan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas dan juga adanya pelanggaran dimensi kendaraan angkutan barang.
"Selain itu, kontribusi angkutan barang terhadap memburuknya lingkungan perkotaan pun semakin nyata. Kebisingan atau polusi suara di perkotaan juga menjadi salah satu produk sampingan dari angkutan barang yang patut mendapat perhatian," katanya.
Target Penurunan
Sementara itu, Kepala BPTJ Polana B Pramesti mengatakan beberapa program pembenahan sistem logistik di darat telah digagas dan tertuang di dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek. Program ini menargetkan penurunan biaya logistik menjadi 20 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Karena itu, BPTJ membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dan sektor, termasuk berbagai perubahan lingkungan strategis yang mempengaruhi logistik perkotaan, diantaranya revolusi industri 4.0 telah menciptakan tren baru dalam berbelanja yang mulai jamak dipraktekkan oleh kaum urban," katanya.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Mohammad Zaki Alatas
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 4 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 5 BMKG: 10 daerah di Sumsel dilanda hujan ekstrem pada hari pencoblosan
Berita Terkini
- Dian Sastrowardoyo: Atasi Ketimpangan Lewat Pendidikan Kearifan Lokal
- KAI Ungkap 35.485 Tiket Kereta Jarak Jauh Terjual Keberangkatan Hari Pilkada
- Glenn Samuel Sebut Terima Kasih Masih Disini Bentuk Apresiasi Diri
- Kemenkeu: Jamsos Salah Satu Cara agar Pekerja Hidup Layak di Masa Tua
- KKP-Kementerian P2MI Susun Skema Perlundungan ABK Kapal Ikan Asing