Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Sinyalemen RS Nakal

Foto : ANTARA/Nikolas Panama.

Ilustrasi. Dokter memeriksa seorang pasien Covid-19 di RSKI Galang.

A   A   A   Pengaturan Font

Munculnya pernyataan yang tak disertai bukti dan fakta yang kuat akan membangun persepsi keliru masyarakat terhadap rumah sakit.

Perbincangan antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/10), tentang adanya rumah sakit (RS) rujukan nakal yang "meng-Covid-kan" pasien agar mendapatkan anggaran dari pemerintah, viral dan menjadi perbincangan dijagat Twitter hingga Sabtu (3/10) siang.

Pernyataan Moeldoko itu juga mendapat respons Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI tidak terima jika RS dituduh memperkaya diri dari kasus penanganan Covid-19. Menurut IDI, yang terjadi sebaliknya, rumah sakit sedang mengalami masa sulit sejak bertarung denganpandemivirus koronaCovid-19.

Bahkan, IDI menegaskan bahwa RS saat ini justru kesulitan dana operasional karena banyak klaim pembayaran pasien Covid-19 yang belum dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan. Padahal, pasien non-Covid-19 juga mengalami menurun, sehingga biaya operasional juga ikut berkurang.

Pernyataan Moeldoko itu memang sangat sensitif bagi RS dan para tenaga medis yang tengah berjuang menangani Covid-19. Tapi kenyataannya, memang masyarakat juga merasakan apa yang menjadi kecurigaan dari Moeldoko itu.

Karena itu, untuk mencari kebenaran yang seungguhkan, pernyataan Moeldoko yang mengungkapkan bahwa ada RS yang sengaja mendiagnosis pasien dengan penyakit Covid-19 itu harus disertai bukti yang kuat. Tanpa adanya bukti, dan kalau sebatas tudingan, itu akan memunculkan diskursus yang tidak sehat di masyarakat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top