Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Siasat Petani Muda Sriharjo Atasi Keterbatasan Lahan Pertanian

Foto : EKO S PUTRO

BUKIT PERTANIAN I Dari kiri, Kepala Desa Sriharjo, Titik Istiyawatun, Profesor Sigit Supadmo Arif, dan Ketua Taruna Tani, Anton dengan latar belakang spot utama wisata desa Srikeminut (Sriharjo, Kedungmiri, Wunut), Imogiri, Bantul, DIY berupa bukit pertanian kuno dengan sistem terasering yang mengagumkan.

A   A   A   Pengaturan Font

Ada nuansa keindahan dari hamparan sawah, kelok sungai, dan rimbun pohon yang menjalari perbukitan di Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sayang, di balik itu, Kepala Desa Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah, mengingatkan betapa menderitanya mayoritas warganya sebagai petani.

"Petani kan soko guru pertanian kita. Tapi, dukungan negara pada mereka masih kurang. Biaya produksi mahal, kepemilikan lahan sempit, jarang yang lebih dari 1.000 meter. Jadi, semua kategorinya buruh tani," katanya saat menerima Koran Jakarta, di Sekretariat Karang Taruna Tani Hijaunya Cinta, akhir September lalu.

Titik menghitung dengan luasan lahan 1.000 meter persegi yang ditanam komoditas padi, paling banter hanya menghasilkan 3,2 juta rupiah dari penjualan beras setelah panen setiap empat bulan. Dengan biaya produksi separuhnya, maka tersisa 1,6 juta rupiah atau hanya 400 ribu rupiah per bulan. "Itu belum menghitung tenaga, belum lagi kalau ada hama," tutur Titik.

Meski diakui, untuk mengerjakan lahan sempit tersebut, petani tidak membutuhkan waktu kerja sampai delapan jam sehari selama empat bulan. Waktu paling lama hanya di masa tanam, di hari lainnya, petani ke sawah hanya di pagi dan sore hari untuk mengecek pengairan.

"Jadi, masih ada waktu luang untuk berproduksi yang lain. Nah, inilah pentingnya kreativitas, dengan bantuan pendampingan Prof Sigit Supadmo Arif dari Universitas Gadjah Mada (UGM), kita dorong anak-anak muda untuk kreatif, menerapkan teknologi, dan juga mengembangkan wisata desa agar ada tambahan pemasukan," papar Titik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top