![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Sewu Dino: Konflik Dua Keluarga dalam Serangan Sihir Seribu Hari
Karina Suwandi sebagai Karsa Atmojo dalam Sewu Dino. Film ini diangkat dari thread viral @SimpleM81378523 dan novel berjudul yang sama.
Foto: Istimewa"Sudah 3 juta orang lebih yang memasuki gerbang santet Sewu Dino!" Demikian tulis CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi, di akun instagram pribadi dan akun resmi film Sewu Dino, Senin (1/5).
Apa yang dicapai adaptasi novel sekaligus thread akun Twitter @SimpleM81378523 ini memang masih jauh di bawah pendahulunya, KKN di Desa Penari, dengan lebih dari 10 juta penonton, atau Pengabdi Setan 2 Communion, 6,3 juta penonton. Namun garapan sutradara Kimo Stamboel ini meraih angka tersebut kurang dari dua pekan, sejak dirilis pada 19 April 2023.
Sederet nama tenar diturunkan seperti Rio Dewanto, Karina Suwandi, Mikha Tambayong, Gisellma Firmansyah, Marthino Lio, Givina Lukita Dewi, dan Pritt Timothy. Selain jeli memilih waktu perilisan (bertepatan dengan libur lebaran), Sewu Dino sendiri memang memiliki kekuatan cerita yang membuat film tidak sekedar ajang jump scare, namun paket hiburan yang lengkap.
Kimo juga cerdas dalam mengalirkan cerita, diawali adegan pembuka bernuansa mistis dan jump scare, dilanjutkan dengan gaya tutur slow burn sepanjang film, dan dipungkasi dengan plot twist yang mengungkap kompleksitas konflik dua keluarga. Film ini seolah mampu membawa penonton hadir langsung dalam sebuah gubuk terpencil di tengah hutan, tempat Dela Atmojo (Gisellma Firmansyah), keturunan terakhir dari keluarga Atmojo, harus berjuang melawan makhluk jahat kiriman Sabdo Kuncoro (Marthino Lio) yang menguasai tubuhnya.
Serangan teluh
Dalam kamar yang terkunci rapat, Dela tergeletak lemah akibat kerasukan jin Sengarturih, dan jika makhluk tersebut dapat bercokol hingga seribu hari, inangnya akan kehilangan nyawa. Tak ingin kehilangan cucunya, nenek Dela, Karsa Atmojo (Karina Suwandi), menjalankan ritual Basuh Sedo dengan bantuan seorang paranormal, Mbah Tamin (Pritt Timothy) dan tiga gadis berweton Jumat Kliwon, Sri (Mikha Tambayong) Erna (Givina Lukita) dan Dini (Agla Artalidia).
Setiap hari selama seribu hari ketiga orang yang kesulitan ekonomi ini harus membasuh tubuh Dela. Basuh Sedo yang dijalankan sebelum matahari terbenam itu bertujuan menenangkan makhluk jahat dalam tubuh Dela. Sebelumnya, Karsa telah kehilangan anak dan menantu akibat dibantai oleh Dela yang kerasukan Sengarturih.
Selain membuat jiwa Dela terkurung di alam gaib, teluh ganas ini juga memiliki dampak pada anggota keluarga lain. Sekujur tubuh Karsa Atmojo menderita infeksi kulit yang aneh. Penyakit itu baru sembuh setelah jiwa Dela berhasil diselamatkan.
Eskalasi ketegangan
Sepanjang film penonton seperti digiring dalam kengerian saat mengikuti prosesi ritual yang penuh dengan teror dari Sengarturih yang ingin menggagalkannya. Apalagi ketiganya harus tinggal dalam rumah yang sama dengan tubuh Dela yang didiami oleh makhluk jahat tak kasat mata.
Film pada awal berjalan pelan dan tampak biasa-biasa saja, namun setiap menit ketegangan dan keseraman semakin meningkat.
Kepiawaian Kimo tak terbatas hanya pada gimmick jump scare. Sutradara Ratu Ilmu Hitam (2019) ini mampu menuangkan cerita dalam sebuah plot twist di bagian akhir, mengungkap antagonis sebenarnya. Penonton yang awam dengan novel atau tweet kisah ini, akan mendapat pencerahan dari mid-credits scene tentang kerumitan konflik antara keluarga Atmojo dan keluarga Kuncoro.
Petunjuk prekuel
Lewat adegan tersembunyi dan sebuah dialog, Manoj Punjabi seolah memberi petunjuk tentang kemungkinan film kedua yang lebih tepat disebut prekuel Sewu Dino, Janur Ireng.
Sesuai prekuel novel yang berudul sama, Janur Ireng adalah kisah ilmu hitam yang merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro dengan membabat habis hingga keturunan terakhirnya.
"Namun, ada rahasia besar dibalik tragedi pembantaian itu, empat nama dari tujuh keluarga semua sebenarnya terlibat di dalamnya" ucap akun @SimpleM81378523 di Twitter.
Akting para cast dalam Sewu Dino mampu memberikan kekuatan terhadap setiap karakter. Tak hanya Karina Suwandi, mantan gadis sampul yang telah wira-wiri menjadi antagonis dalam film horor nasional, ada juga Rio Dewanto (Arisan 2), sopir keluarga Atmojo yang setia, serta Pritt Timothye sebagai paranromal sepuh yang terlihat bijak.
Berbeda dengan KKN di Desa Penari yang sukses secara penjualan namun minor dalam review, Sewu Dino dirasa lebih memuaskan penonton. Meskipun tak luput dari kekurangan, film ini dapat memberikan ketegangannya tersendiri hingga penonton tahan napas saat prosesi Basuh Sedo berkejaran dengan waktu. Audience juga akan menikmati jalan cerita yang terasa lebih "hidup".
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
Berita Terkini
-
Kontroversi Elpiji 3 Kg, Wakil Ketua MPR Usul Subsidi Barang Dialihkan Jadi Subsidi Langsung
-
Anggota DPR Tegaskan Tak Boleh Ada Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg
-
Kumbh Mela: Festival Keagamaan Terbesar di Dunia
-
Di Batam, Kebijakan PPN 12 Persen Tidak Berlaku, Ini Alasannya
-
Abu Mendiang Barbie Hsu telah Kembali ke Taiwan