Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Setop Caci-maki dengan Menjunjung Tinggi Pancasila

A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 978-602-04-9090-8

Cacian bisa berupa verbal atau meme di dunia nyata. Setiap orang bisa dicaci. Dengan hoaks sekalipun cukup sudah untuk menyemburkan sumpah serapah. Presiden negeri ini tidak jarang mendapat caci maki. Mestinya, Kepala Negara dihormati. Jika ada kesalahan berdasarkan bukti valid, dikritik dengan sopan.

Menurut buku ini, sumber besar caci maki adalah ideologi dan politik. Persoalan ideologi negeri ini tidak lepas dari kelompok yang menginginkan berdasarkan Islam berhadapan dengan kelompok yang berkehendak agar negara tidak mendasarkan pada agama tertentu, cukup Pancasila. Mereka melihat penghapusan tujuh kata dalam Pancasila oleh pendiri bangsa telah membuktikan, Indonesia merupakan negara bangsa, bukan negara agama.

"Jika agama menjadi acuan, misalnya, agama Islam, akan timbul pertanyaan lain, terkait keislamannya. Islam NU-kah? Islam Muhammadiyah-kah? Islam Persis-kah? Atau Islam-Islam yang lain? ini pasti tidak akan pernah selesai," tulis KH Masdar Mas'udi (hlm xviii).

Pancasila yang sudah final tersebut masih terus dipersoalkan. Bangkitnya gerakan pemberontakan Partai Komunis Indonesia, Darul Islam, dan Negara Islam Indonesia bukti nyata belum membuminya nilai-nilai Pancasila.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top