Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemandirian Pangan | HPP untuk GKP Semestinya Dinaikkan Jadi Rp7.000 per Kg

Serapan Gabah selama Panen Raya Dikebut

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Blog memanfaatkan momentum panen raya yang tengah berlangsung di sejumlah daerah. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, perusahaan itu bergerak cepat menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya.

Hal ini ini dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan melalui pemenuhan stok beras nasional yang bersumber dari produksi dalam negeri.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menegaskan pihaknya berkomitmen menyerap gabah dan beras dalam negeri secara optimal pada periode panen raya ini. Baginya, pemenuhan cadangan pangan pemerintah (CPP) melalui penyerapan gabah dan beras dari dalam negeri pada masa panen raya ini merupakan prioritas pemerintah saat ini.

"Secara year on year pada April lalu, penyerapan gabah/beras dalam negeri kita lebih tinggi selama tiga tahun terakhir, yakni mencapai 468 ribu ton setara gabah kering panen (GKP). Saat ini dengan berbagai upaya yang kami lakukan, Bulog dapat melakukan penyerapan sampai dengan 30.000 ton setara GKP setiap harinya, yang sebelumnya rata-rata di bawah 20.000 ton. Ke depannya, hasil serapan yang kami lakukan akan terus kami tingkatkan secara optimal," tegasnya di Jakarta, Kamis (2/5).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pihaknya senantiasa memantau kinerja Bulog di daerah terkait progres penyerapan hasil panen gabah dan beras dalam negeri. Dirinya menekankan penyerapan oleh Bulog ini merupakan upaya memenuhi stok pangan nasional di masa kini dan masa mendatang.

"Momentum panen raya ini harus dijaga karena panen raya pada semester pertama ini menyumbang hingga 70 persen dari total produksi nasional, utamanya di sentra-sentra padi, seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Ini juga menjadi atensi Bapak Presiden Jokowi bahwa pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah menggunakan produksi dari dalam negeri dan sedapat mungkin meminimalisir impor," terangnya.

Direktur Rantai Pasok dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Suyamto, menambahkan, tahun ini pihaknya mengeluarkan program Jemput Gabah Beras di setiap wilayah kerja surplus produksi guna mempercepat penyerapan hasil produksi.

Selain itu, lanjutnya, Bulog juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan kelompok tani, unit penggilingan, dan mitra kerja pengadaan.

"Hal ini tentunya kami lakukan untuk mencapai hasil serapan yang maksimal pada momentum panen raya ini," ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya menegaskan Bulog sebagai perusahaan pangan pemerintah yang bertugas melakukan penyerapan dan pengelolaan stok pangan nasional berupaya secara aktif dengan turun langsung ke lokasi panen. Selain itu, dirinya menekankan Bulog senantiasa melakukan sinergi dengan para pelaku usaha perberasan guna melakukan penyerapan hasil produksi gabah dan beras dalam negeri.

Harga Wajar

Ekonom Celios, Bhima Yudisthira, menilai sebaiknya pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar 7.000 rupiah per kilogram (kg). Cara itu untuk merangsang petani memacu produksi.

"Selain karena biaya pupuk yang naik, pestisida juga makin mahal hingga biaya tenaga kerja agar bisa dijadikan pertimbangan. Harga gabah yang lebih tinggi akan membuat petani tertarik menanam padi dan menjaga regenerasi petani muda ke depannya," pungkas Bhima.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top