Seram! Kerap Dikenal Sebagai Hewan Penjaga yang Buas dan Suka Menyemburkan Api, Naga Ternyata Berasal dari Ini
ilustrasi makhluk mitologi, Naga.
Foto: Twitter | @wyvernshoardKisah tentang naga telah banyak dibahas di berbagai budaya. Hewan ini telah eksis hingga ribuan tahun lamanya. Naga terkenal dengan sosoknya yang menyeramkan. Matanya menyalak galak, giginya tajam, dengusan napasnya berasap, hingga mulut yang tak segan mengeluarkan api panas sebagai senjata.
Hewan ini kerap muncul dalam berbagai mitologi, seperti mitologi Amerika, Eropa, India, bahkan Tiongkok. Karena itulah, gambarang tentang naga sangat variatif.
Dalam beberapa mitologi, naga digambarkan sebagai hewan yang memiliki sayap dan bisa terbang. Mitologi lainnya menganggap naga hidup di dalam istana atau dibawah lautan. Ada juga yang berpendapat, tempat tinggal naga adalah di gua terdalam di pegunungan.
Beberapa percaya bahwa makhluk ini bisa mendatangkan hal-hal baik dalam kehidupan. Meski begitu, tak jarang yang menganggap naga adalah sebuah pertanda buruk yang harus dihindari. Seekor hewan yang lekat dengan kejahatan.
Menurut Live Science, makhluk mitologi ini dapat diidentifikasi kemunculannya dari awal masa Yunani hingga Sumeria Kuno.
Naga awalnya adalah hewan yang lekat dengan aktivitas penjagaan. Dalam bahasa Inggris, naga dikenal dengan "dragon" yang berasal dari bahasa Yunani Kuno, "draconta". Kata tersebut memiliki arti 'untuk mengawasi'. Merujuk dari istilah tersebut, naga biasa digunakan untuk menjaga harta karun.
Naga juga kerap disebut ketika penyebaran agama Kristen berlangsung. Legenda tersebut bercerita tentang seorang kudus yang taat berperang dan mengalahkan setan yang digambarkan dalam bentuk naga.
Kisah ini juga diceritakan dalam tradisi Hindu dan Buddha. Mereka mengenal naga sebagai hewan yang mistis. Dalam tradisi Hindu, naga dikisahkan dalam bentuk seni dan literatur. Hewan ini pun kerap dihubungkan sebagai pemberi keberkahan.
Dalam bahasa Indonesia, kata naga diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti ular. Di masyarakat Jawa, naga merujuk pada dewa ular. Hal tersebut juga merujuk pada air dan kesuburan. Inilah mengapa mitologi dalam Jawa biasanya tak jauh dari hal-hal yang berhubungan dengan air dan ular.
Di tradisi Tiongkok, naga merupakan heran yang tinggal di laut, sungai, danau bahkan di tiap tetesan hujan. Hewan ini dipuja sebagai entitas yang membawa kehidupan, keberuntungan dan kesuburan.
Seperti tubuh Barongsai, naga dalam tradisi Tiongkok digambarkan sebagai hewan yang tubuhnya menyerupai ular, memiliki sisik seperti ikan, cakarnya seperti elang, bertanduk bagaikan rusa dan berwajah Qilin (makhluk suci dalam tradisi Tiongkok).
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rizqa Fajria
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 3 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Natal Membangun Persaudaraan
Berita Terkini
- Tulungagung ajukan bantuan perbaikan infrastruktur rusak akibat hujan
- Wamen P2MI tinjau simulasi program MBG di Cirebon
- Propam Polda NTT periksa gawai personel Polda NTT cegah Judi Online
- Paling Realistis! Inilah 10 “Game” dengan Grafik Terbaik di 2024
- Pemkab Cianjur masih fokus penanganan jalan rusak akibat bencana alam