Seoul: 300 Tentara Korut Tewas dalam Pertempuran di Ukraina
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Kim Jong Un (tengah) bertemu para prajurit yang mengikuti pelatihan di Korea Utara, pada 13 Maret 2024.
Foto: AP/KCNA
SEOUL - Sekitar 300 tentara Korea Utara tewas dan 2.700 terluka saat bertempur dalam perang Russia melawan Ukraina, kata seorang anggota parlemen Korea Selatan pada Senin (13/1), mengutip informasi dari Dinas Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.
Seoul sebelumnya mengklaim pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengirim lebih dari 10.000 tentara sebagai "umpan meriam" untuk membantu Moskow memerangi Kyiv. Tindakan itu sebagai imbalan atas bantuan teknis Russia untuk program senjata dan satelit Pyongyang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kyiv telah menangkap dua tentara Korea Utara. Ia juga merilis video prajurit yang terluka sedang diinterogasi dan mengemukakan kemungkinan pertukaran tawanan dengan tentara Ukraina yang ditangkap Russia.
"Penempatan pasukan Korea Utara ke Russia dilaporkan telah meluas hingga mencakup wilayah Kursk, dengan perkiraan korban di antara pasukan Korea Utara telah melampaui 3.000," kata anggota parlemen Lee Seong-kweun kepada wartawan setelah pengarahan dari badan mata-mata tersebut.
Jumlah itu termasuk "sekitar 300 yang tewas dan 2.700 cedera", kata Lee, setelah pengarahan dari Dinas Intelijen Nasional Seoul.
Para prajurit, telah diperintahkan untuk bunuh diri daripada ditawan, kata Lee.
"Yang perlu diperhatikan, memo yang ditemukan pada tentara yang tewas menunjukkan bahwa otoritas Korea Utara menekan mereka untuk bunuh diri atau meledakkan diri sebelum ditangkap," katanya.
Ia menambahkan, beberapa prajurit telah diberikan "amnesti" atau bergabung dengan Partai Pekerja Korea Utara, dengan harapan dapat memperbaiki nasib mereka dengan berperang.
Seorang tentara Korea Utara yang hendak ditangkap berteriak, "Jenderal Kim Jong Un" dan mencoba meledakkan granat, kata Lee. Dia ditembak dan terbunuh.
Analisis NIS juga mengungkapkan, tentara Korea Utara "kurang memahami peperangan modern", dan digunakan oleh Russia dengan cara yang menyebabkan "tingginya jumlah korban", kata anggota parlemen tersebut.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 Industri Kosmetik Nasional Sedang 'Glowing', tapi Masyarakat Perlu Waspada
- 5 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
Berita Terkini
- Presiden Perintahkan Kejaksaan Fokus Tindak Perizinan Ilegal
- Ini Penyebabnya Kenapa Bali United Takluk dari Persik Kediri
- Ini yang Diminta Secara Khusus Oleh Menkomdigi kepada para Pejabat dan Aparat Kementeriannya
- Pelatih Gilbert Agius Percaya Diri PSIS Semarang Segera Bangkit
- Khofifah Berharap Program Makan Bergizi Gratis Dapat Tingkatkan IQ Anak Indonesia