Rabu, 05 Feb 2025, 08:35 WIB

Sentimen The Fed Masih Dominan Rabu (5/2)

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diper­kirakan masih rawan kembali melemah, mengingat pe­nguatan kemarin bukan dipengaruhi faktor fundamental. Sentimen utama yang mempengaruhi rupiah adalah dina­mika perekonomian dan moneter di Amerika Serikat (AS).

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat investor fokus terhadap kebijak­an moneter bank sentral AS (The Fed) yang masih ketat. Ter­lebih lagi, data ketenagakerjaan Amerika akan dirilis akhir pekan ini akan menjadi petunjuk baru bagi arah suku bunga.

Karenanya, Nanang memproyeksikan kurs rupiah terha­dap dolkar AS dalm perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (5/2), bergerak di kisaran 16.300 – 16.400 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada penutupan per­dagangan, Selasa (4/2) sore, di Jakarta menguat hingga 97 poin atau 0,59 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.351 rupiah per dollar AS.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi penundaan ren­cana Presiden AS, Donald Trump memberlakukan kebijak­an tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko.

“Namun, kenaikan mata uang regional terbatas, meng­ingat tarif 10 persen Trump terhadap Tiongkok masih akan berlaku di kemudian hari,” ujarnya dalam keterangan tertu­lis di Jakarta.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: