Senat Setujui Marco Rubio Jadi Menlu AS
Senator Marco Rubio saat menghadiri sidang konfirmasi dihadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat terkait penominasiannya sebagai menteri luar negeri AS di Capitol Hill, Washington DC, pada 15 Januari lalu. Pada Senin (20/1), Senat AS dengan suara bulat
Foto: AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDSWASHINGTON DC - Senat Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1) dengan suara bulat menyetujui Marco Rubio sebagai menteri luar negeri. Persetujuan itu telah menjadikan Rubio sebagai pejabat pertama dalam pemerintahan Donald Trump yang mendapat persetujuan pada hari pelantikan presiden dan menjadikannya ujung tombak diplomasi Trump yang seringkali konfrontatif.
Rubio, yang merupakan orang Hispanik pertama dan penutur bahasa Spanyol fasih pertama yang menduduki jabatan diplomat tinggi AS, adalah calon kabinet pertama Trump yang dikonfirmasi oleh Senat yang dipimpin Partai Republik, hanya beberapa jam setelah pelantikan presiden.
Tidak seperti biasanya di era yang sangat partisan, Rubio dikukuhkan dengan perolehan suara 99-0, dengan beberapa senator dari Partai Demokrat yang menjadi lawannya menggambarkan Rubio sebagai seorang teman. Satu kursi Senat dikosongkan karena JD Vance dilantik sebagai wakil presiden.
"Mengingat ketidakpastian di seluruh dunia saat ini, Amerika berkepentingan untuk tidak melewatkan satu langkah pun dan segera mengisi peran ini," kata Senator Jeanne Shaheen, petinggi Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
"Meskipun kita mungkin tidak selalu setuju, saya yakin dia memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kualifikasi untuk menjadi menteri luar negeri," imbuh dia.
Shaheen dan ketua komite dari Partai Republik, Jim Risch, sepakat untuk mempercepat pencalonan Rubio, yang disetujui oleh panel hanya satu jam sebelum menuju ke lantai sidang.
“Bukan rahasia lagi bahwa kekuatan-kekuatan yang bermusuhan dari Tiongkok hingga Russia, dari Korea Utara (Korut) hingga Iran, telah membentuk poros otoriter yang bertekad melemahkan AS,” kata Risch. “Kita memerlukan kepala diplomat yang berprinsip dan berorientasi pada tindakan seperti Marco Rubio untuk melawan mereka,” tegas dia.
Tantangan
Rubio akan segera mengemban tugas untuk melaksanakan kebijakan luar negeri Trump yang berpotensi tidak menentu, yang dalam pidato pelantikannya pada Senin memperbarui ancaman untuk merebut Terusan Panama tetapi juga berjanji untuk menjadi “pembawa perdamaian”.
Trump selalu berseteru dengan dua menteri luar negerinya pada masa jabatan pertamanya karena kebijakan luar negeri yang berubah dengan cepat, dengan Trump dalam satu kasus mengeluarkan ancaman penghancuran Korut beralih menjadi pernyataan bahwa ia “jatuh cinta” dengan pemimpin Kim Jong-un.
Rubio, putra kelas pekerja imigran Kuba yang menentang keras revolusi komunis Fidel Castro, dikenal karena sikap kerasnya terhadap negara-negara otoriter di Amerika Latin dan Tiongkok. Dalam sidang konfirmasinya pekan lalu, Rubio menuduh Tiongkok melakukan kecurangan untuk mencapai status negara adikuasa dan menyebut negara raksasa Asia itu sebagai musuh bebuyutan yang paling kuat dan berbahaya yang pernah dihadapi AS.
Menurut para diplomat, Rubio akan mulai bertugas pada Selasa (21/1) dan diperkirakan akan bertemu dengan para menteri luar negeri dari aliansi Quad yang mengelompokkan AS dengan Australia, India, dan Jepang.
Dicetuskan oleh mendiang Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan ditingkatkan perannya oleh mantan Presiden Joe Biden, Quad telah dilihat oleh Tiongkok sebagai cara bagi keempat negara demokrasi untuk mengepung dan membendungnya, meskipun ada penyangkalan dari negara-negara tersebut.
Rubio juga diperkirakan akan bergabung dengan Trump dalam menjadi pembela setia Israel, yang sehari sebelumnya memasuki gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Hamas, sesuatu yang telah diupayakan secara mendalam oleh pendahulu Rubio yaitu Antony Blinken.
Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan bahwa konfirmasi Rubio menunjukkan partainya tidak akan secara refleks menentang para calon menteri di kabinet Trump, tetapi juga tidak akan memberikan stempel persetujuan kepada mereka. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- Kebijakan Penurunan Harga Tiket, Tidak Dapat Dongkrak Jumlah Wisatawan
- Sulap Lahan Tandus Jadi Tanaman Energi, PLN EPI Gandeng Kementan
- Kebakaran Hebat Hancurkan Hotel Resor Ski di Turki, 66 Tewas
- PLTS IKN 50 MW Mulai Beroperasi, PLN Nusantara Power Dukung Swasembada Energi
- Keluarnya AS dari WHO dan Paris Agreement, Ganggu Penanganan Kesehatan Global dan Upaya Atasi Perubahan Iklim