
Selama Ramadan, Pemkab Karawang dan Pengusaha Tempat Hiburan Malam Sepakat Tutup
Sekda Karawang, Asep Aang Rahmatullah, saat rapat persiapan kegiatan selama Ramadan.
Foto: ANTARAKarawang– Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bersama para pengusaha atau pelaku usaha tempat hiburan malam (THM) sepakat untuk tidak beraktivitas selama bulan suci Ramadan.
Kesepakatan tersebut muncul dalam rapat koordinasi bersama yang membahas pelaksanaan di bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah. Hadir dalam rapat koordinasi itu unsur Forkopimda Karawang, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) atau Tempat Hiburan Malam (THM).
"Kesepakatan ini berangkat dari komitmen kita bersama untuk menghormati kesucian bulan Ramadan," kata Sekda Karawang, Asep Aang Rahmatullah, di Karawang, Selasa (18/2).
Tempat hiburan malam ini di antaranya diskotik, klub malam, tempat karaoke, spa dan massage.Dia mengatakan dalam butir-butir kesepakatan yang disetujui bersama itu tertulis bahwa pengusaha tempat hiburan malam agar menghentikan aktivitas kegiatan usaha selama bulan suci Ramadan, terhitung mulai H-1 Ramadan hingga H+3 setelah Idul Fitri.
Meski tempat usahanya tidak beroperasi, Pemkab Karawang mewajibkan agar pengelola tempat hiburan malam tetap membayar upah dan hak-hak para pegawainya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
"Ini bukan hal baru, kami memahami teman-teman pengusaha juga sudah biasa setiap bulan Ramadan, ya begini. Satu bulan tidak beroperasi bisa dikompensasi oleh operasional selama 11 bulan sehingga tidak jadi masalah. Saya harap hak-hak pegawainya, dalam hal ini upah, tetap diberikan," kata Asep Aang.
Dalam rapat koordinasi itu, selain disepakati pelarangan aktivitas tempat hiburan malam, juga ada imbauan agar warung makan menggunakan tirai untuk menutup warung saat siang hari.
"Pada siang hari, untuk menghormati orang yang puasa, warung makan boleh buka, tapi usahakan pakai tirai supaya tidak terlalu terbuka dan terlihat dari luar," kata dia.
Pemberantasan minuman keras, perjudian, prostitusi, premanisme, hingga tawuran juga dimasukkan dalam kesepakatan bersama ini.
"Kami ingin sebagaimana arahan Bupati, agar Ramadan ini terjaga kesuciannya dan warga bisa beribadah dengan khusyuk," katanya.
Berita Trending
- 1 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 2 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 3 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan
- 4 Kemensos Akan Tertibkan Pelayanan Lembaga Kesejahteraan Sosial
- 5 Indonesia-Norwegia Perpanjang MoU Kerja Sama Iklim dan Kehutanan