Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 21 Des 2017, 01:00 WIB

Sektor Padat Karya Jadi Tumpuan

Foto: istimewa

Untuk memaksilkan penyerapan tenaga kerja tahun depan, pemerintah masih bergantung pada industri padat karya.

JAKARTA - Pemerintah optimistis serapan tenaga kerja tahun depan membaik dibandingkan periode saat ini. Keyakinan tersebut didasarkan pada peningkatan investasi di sektor padat karya, terutama industri otomotif.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Haris Munandar, menyebutkan serapan jumlah tenaga kerja industri manufaktur sepanjang 2017 sebanyak 17,01 juta orang, lebih tinggi dibandingkan 2016 sebanyak 15,54 juta orang.

Karena itu, Kemenperin tetap optimistis serapan tenaga kerja akan tetap bertambah, kendatipun saat ini didorong penerapan industri 4.0 dan industri digital yang menekankan pada penggunaan tenaga robot. Investasi sektor manufaktur ke depan akan terus bertambah yang memengaruhi serapan tenaga kerja.

"Saat ini saja di balai kita banyak pesanan tenaga kerja oleh industri. Belum lagi jika ditambah dengan serapan dari sektor industri kecil dan menengah (IKM)," ungkap Haris dalam acara Pemaparan Hasil Kerja 2017 dan Proyeksi 2018 di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/12).

Dijelaskan Haris, semakin banyak tenaga kerja di bidang industri, penggangguran akan semakin berkurang. Adapun sektor manufaktur memberikan kontribusi sebesar 14 persen dari total tenaga kerja sebanyak 124,5 juta orang.

Sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja cukup banyak, antara lain industri makanan dan minuman lebih dari 3,3 juta orang, industri otomotif sekitar tiga juta orang, industri tekstil dan produk tekstil sebanyak 2,73 juta, serta industri furnitur berbahan baku kayu dan rotan nasional untuk tenaga kerja langsung dan tidak langsung mencapai 2,5 juta orang.

Haris menegaskan, tenaga kerja merupakan modal penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya sehingga mampu memacu industri semakin berdaya saing dalam menghadapi pasar bebas saat ini.

"Salah satu faktor utama yang dilihat investor ketika ingin menanamkan modalnya di Indonesia adalah kualitas tenaga kerja," ungkapnya. Menurut Haris, tenaga kerja Indonesia di sektor manufaktur saat ini cukup kompetitif. Hampir 60 persen sudah mempunyai sertifikasi.

Manufaktur Melemah

Namun, pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan serapan tenaga kerja industri manufaktur terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Wakil Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, menyebutkan penurunan kinerja sektor manufaktur yang hanya menyumbang 17,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi penyebab berkurangnya serapan tenaga kerja.

"Selama ini serapan di pekerjaan formal hanya 500 ribu per tahun, sementara sisanya di sektor UMKM dan pengangguran," paparnya.

Minimnya serapan tenaga kerja diperkuat oleh data Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM) yang melaporkan serapan tenaga kerja dari investasi yang masuk terus menurun. Jika pada 2015 sebanyak 900 ribu orang maka pada 2016 hanya 700 ribu orang dan Juni 2017 tinggal 250 ribu orang.
ers/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.