Sekjen PBB Desak G20 Selamatkan Perundingan Iklim yang Macet
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres
Foto: AFP / Luis ACOSTARIO DE JANEIRO – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, pada hari Minggu (17/11), menyerukan kepada para pemimpin Kelompok 20 (G20) yang berkumpul di Rio de Janeiro untuk menyelamatkan Perundingan Iklim PBB yang terhenti di Azerbaijan dengan menunjukkan kepemimpinan dalam pengurangan emisi.
"Hasil yang sukses di COP29 masih dalam jangkauan, namun akan memerlukan kepemimpinan dan kompromi, khususnya dari negara-negara G20," kata Guterres, yang akan menghadiri pertemuan puncak ekonomi terbesar dunia mulai 18 November, dalam konferensi pers di Rio.
Dikutip dari The Straits Times, perundingan tahunan PBB di Baku menemui jalan buntu di titik tengah, karena negara-negara belum juga mencapai kesepakatan senilai 1 triliun dollar AS untuk investasi iklim di negara-negara berkembang setelah seminggu negosiasi.
Pembicaraan terhenti pada angka akhir, jenis pembiayaan, dan siapa yang harus membayar, dengan negara-negara Barat menginginkan Tiongkok dan negara-negara Teluk yang kaya untuk bergabung dalam daftar donor.
Berharap Ada Terobosan
Semua mata tertuju ke Rio dengan harapan terjadi terobosan. “Sorotan tentu saja tertuju pada G20. Mereka bertanggung jawab atas 80 persen emisi global,” kata Guterres, sambil menyerukan kelompok tersebut untuk memimpin dengan memberi contoh.
Iklim merupakan isu yang diajukan oleh beberapa pemimpin saat mereka bertemu di Rio.Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang singgah di Amazon, membicarakan pendanaan iklim bilateral senilai 11 miliar dollar AS yang telah dialokasikan pemerintahannya pada tahun 2024.
Ia juga, mengacu pada Presiden terpilih, Donald Trump, yang akan mengambil alih jabatannya dalam waktu dua bulan, menyatakan tidak seorang pun dapat membalikkan revolusi energi bersih yang diarahkan oleh pemerintahannya.
Kepala Uni Eropa (UE), Ursula von der Leyen, dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, di Rio, bersama-sama meluncurkan kampanye untuk meningkatkan energi terbarukan di Afrika.
“Meningkatkan tiga kali lipat energi terbarukan secara global hingga tahun 2030 akan berarti pengurangan emisi CO2 (karbon dioksida) sebesar 10 miliar ton,” kata von der Leyen dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh kelompok advokasi Global Citizen.
Ia mengatakan UE tengah meningkatkan investasi di seluruh dunia untuk membangun infrastruktur energi terbarukan, “khususnya di Afrika” melalui program Gerbang Global blok tersebut yang dirancang untuk menyaingi Prakarsa Sabuk dan Jalan milik Tiongkok.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal